Setahun yang lalu,
Narima baru sampai di kelasnya setelah mengiyakan permintaan Langit untuk makan malam bersama. Niatnya tadi ingin menolak, tetapi cowok itu bersikukuh mengajaknya hingga akhirnya Narima pun menyerah dan menerima ajakan tersebut. Sekarang yang ia bingungkan adalah berpakaian yang layak nantinya.
Saat di dalam kelas pun, Narima mendudukkan diri dengan sedikit menghela napas panjang dan menaruh beberapa buku di kolong meja. Pada saat ingin memasukkan, dia sedikit mengernyitkan dahi saat merasakan ada yang menghalangi. Lalu tangannya merogoh ke dalam kolong meja, hingga suara gesekan kresek membuatnya menarik benda tersebut.
Dikeluarkannya kresek putih itu dari dalam kolong meja, dan Narima mengernyitkan dahi saat melihat beberapa botol susu pisang yang ada di dalamnya. Kemudian dirinya menoleh kanan dan kiri, tetapi tidak ada yang mencurigakan siapa yang telah menaruh susu-susu pisang itu di bawah kolong mejanya.
"Ini punya siapa?" gumam Narima bingung, lalu kembali mengecek apa saja yang ada di dalam kresek itu. Selain susu ternyata ada sebuah kertas note yang tertempel di salah satu botol susu, dan Narima mengambilnya.
kalau gue belum bisa jadi apa yang lo suka, ya udah gue kasih susu pisang aja. Siapa tahu nanti lo jadi suka gue. Diminum ya, jangan dibuang. Dosa kalau nolak pemberian. Semangat belajarnya!
Dahi Narima mengerut tipis, dibaca dua kali tulisan itu ia masih tidak mengerti siapa yang menuliskannya. Agak parno juga, karena sebelumnya tidak ada yang pernah mengirimkannya. Ini pertama kalinya Narima mendapatkan kiriman misterius tanpa nama pengirimnya. Kira-kira siapa ya?
***
Jam istirahat sudah berlalu lima belas menit yang lalu, Narima sendiri baru saja keluar dari ruang SPP sekolah untuk membayar uang bulanan. Kemudian ia memilih untuk kembali saja ke kelas, karena agak malas juga untuk ke kantin. Sesampainya di kelas, mata Narima menyipit kala melihat sebuah kotak bekal bewarna biru dan lagi-lagi susu pisang berada di atas mejanya. Dengan langkah cepat Narima bergegas menuju mejanya.
"Ini dari siapa sih?"
Kemudian ada tulisan note lagi, dan langsung dibaca olehnya.
Belajar itu perlu tenaga
Jangan sampai enggak makan
Ini silakan dimakan ya, aman kok. Sudah lulus uji coba, jadi jangan ragu ya.. semangat jalanin hari-harinyaNarima menjatuhkan bokongnya di kursi, lalu menghela napas panjang. "Permisi, ini ada yang tahu enggak siapa yang naruh di meja aku?" tanya Narima pada beberapa teman kelasnya.
"Kagak tauuu."
"Entah."
"Udah sih makan aja, lumayan dapat gratisan."
"Tapi aku takut," ujar Narima. "Nanti kalau ada apa-apanya di makanan ini gimana?"
"Apa perlu kita makan?" tawar salah satu teman sekelasnya. "Lagian dari tadi itu emang udah ada di meja lu. Lu punya penggemar rahasia deh kayaknya."
Narima menggeleng, akhirnya ia simpan saja kotak bekal itu di dalam kolong meja. Tetapi ia keluarkan kembali karena merasa penasaran apa isi dari kotak bekal tersebut. Kemudian dibukanya secara perlahan tutup bekal itu dan sebuah roti sandwich berjejer penuh menggoda di dalam sana.