Vote + komen jangan lupa!
Selamat membaca!Note: jadi guys mau kasih tahu ya.. alurnya ini mundur, dan nanti maju. Ini alur pas mereka semua masih kelas 11, setahun sebelum sifat Alga berubah. Jadi semoga kalian paham yaaa💕
Baca juga versi AU instagramnya ya.
*******
Setahun yang lalu,
Suara bel istirahat bagaikan obat penyemangat bagi seluruh siswa SMA Kencana. Semuanya berbondong-bondong memasuki area kantin, ya untungnya di SMA Kencana ini terdapat tiga kantin yang berada di lantai bawah dekat lapangan sekolah, lantai dua dekat area kelas sebelas, dan juga dekat gerbang depan sekolah. Jadi untuk kapasitasnya juga tidak menimbulkan kerumunan yang ramai.
Setelah beristirahat cukup penuh dan telah mendapatkan izin untuk lebih mementingkan kesehatannya, Narima akhirnya keluar dari ruangan uks. Dia berniat untuk ke kantin membeli makanan yang nantinya bisa dibawa pulang. Apalagi makanan di kantin harganya relatif terjangkau. Jadi sedikit menghemat uang sakunya.
Pada saat kakinya sudah melangkah menuju area lapangan sekolah untuk ke kantin yang ada di sana, mendadak ada keributan dari batas besi pinggiran lantai dua yang bisa Narima lihat ada dua orang siswa tengah berebutan sebuah minuman. Narima yang melihatnya menggelengkan kepala dan terkekeh kecil.
"Woy! Es gue balikin!"
"Aela minta dikit nape, pelit amat."
"Ih ogah! Nanti kena bau jigong lo!"
"Pelit amat, gue buang juga nih esnya."
"Buang aja enggak peduli! Daripada gue kena rabies karena jigong lo."
"Okay, gue lempar ke bawah ya..."
Dan...., pyarr!
Langkah Narima terhenti seketika saat merasakan ada sesuatu yang mendarat tepat di atas kepalanya seraya membanjiri puncak kepalanya dengan rasa dingin yang mengalir. Mata Narima mengerjap berulang kali saat mengambil sebuah plastik es yang berisikan minuman manis. Lalu menenteng bungkusan tersebut dengan mulut yang ternganga.
"Anjir! Lo parah banget main asal buang ke bawah! Tuh kena orang kan jadinya."
"Aduh!! Padahal gue kira enggak ada orang, sumpah!"
"Ah, ngaco lo! Buruan turun, minta maaf!"
"Kok gue doang, sama lo juga lah."
Narima mendongakkan kepalanya, dan menghela napas panjang saat menyadari kalau sebagian area seragamnya basah akibat es tersebut. Tidak disangka juga akan ada kejadian yang seperti ini. Mendapatkan lemparan plastik berisikan minuman yang manis dan juga lengket di tubuh. Aduh, Narima harus bagaimana sekarang? Mana seragamnya berwarna putih lagi. Pasti bakalan ada noda yang membekas.
Lalu, dari sudut lapangan di mana segerombolan inti Alcatraz Team ada di sana. Mendadak Alga lari menghampiri Narima saat matanya melihat kejadian yang baru saja terjadi.
Keempat teman Alga dibuat melongo saat melihat ketuanya melengos begitu saja tanpa sepatah katapun kepada mereka.
"Gila! Alga kok mendadak jadi pahlawan super," ucap Ralaska menoleh pada teman-temannya.
"Ngasal aja lo, Ka. Itu namanya refleks. Tapi kenapa timing waktunya pas ya?" Aksara menggeleng heran.
"Ada yang bikin gue sadar sekarang," ucap Jeano. "Lo pada ngerasa Alga makin jadi peduli sama Rima enggak sih?"