10: KUPON VOUCHER

386 37 86
                                    

Setahun yang lalu,

Makin ke sini, sikap dan perhatian Alga tertuju kepada Narima. Bahkan teman-temannya inti Alcatraz tim merasakan kalau Alga akhir-akhir ini cenderung fokus pada perempuan itu.

"Ini momen langka gak sih?" Berkumpulnya inti Alcatraz di kantin kecuali Alga, membuat mereka saling mengobrol ria membahas sang ketua.

"Maksudnya?" Aksara bertanya kepada Ralaska yang memulai pembicaraan.

"Ya lo sadar enggak, Alga kan sejak putus dari ceweknya dulu mana pernah ngedeketin cewek lain. Terus sekarang sejak dia kenal sama Narima, dia tuh makin ngedeketin Narima. Antar jemput sekolah, terus kadang Alga traktir makan di kantin. Pokoknya kayak orang lagi kesemsem sama asmara."

"Mungkin aura Narima lebih kuat dan memikat," timpal Aksara. "Lagian gue dukung sih kalau mereka jadian."

"Lagian ya Narima positif vibe juga orangnya. Suka aja lihat dia bisa bikin Alga senyum kek gitu, apa lo lupa? Alga aja ditinggalin ceweknya pas dia kesusahan. Beneran sinting tuh mantannya," ucap Jeano.

"Tapi Alga bilang kok alasannya karena pendidikan ya?" Ralaska mengelus dagu.

"Menurut lo gimana Lang?"

Langit menatap temannya secara bergantian, lalu menjawab dengan mengedikan bahu dan hal itu membuat yang lain menghela napas kecewa karena respons Langit tidak sesuai ekspetasi. Ya sejak dari tadi juga ketika yang lain membahas hal itu, Langit memilih diam saja dan memilih menyibukkan diri dengan bermain game teka-teki di ponsel. Lelaki itu memang lebih suka berdiam diri jika merasa tak perlu ikut campur. Hingga tak lama kemudian seseorang yang sedari tadi dibahas pun datang dengan senyuman sumringah.

"Lagi pada bahas apaan lo pada? Serius amat mukanya," ujar Alga langsung duduk di sebelah Langit.

"Eh, kagak ada sih. Bahas kapan mau agenda acara bakar-bakar aja di markas, hehehe," kata Aksara mengalihkan topik, dan memandangi yang lainnya agar tidak membahas hal tadi. Nanti takutnya Alga malah risih.

"Ohh, kebetulan sih untuk merayakan masuknya anggota baru di tim Alcatraz, gue rasa kita harus kumpulin semuanya biar saling kenalan dan akrab. Ya nanti gue bakalan list keperluan perkumpulan ini, tinggal nyari tempatnya aja mau di mana?" Alga berkata seraya mengambil cemilan ringan makaroni pedas di toples yang ada di hadapannya.

"Anggaran dananya?" tanya Ralaska.

"Patungan kalau mau, kalau enggak mau ya enggak masalah. Pakai uang gue aja dulu," jawab Alga. "Lagian kapan lagi bisa kumpul lagi sebelum ujian ya kan? Habis itu liburan."

"GUE SETUJU SIH!" Jeano bereaksi semangat. Lalu menepuk lengan Aksara. "Tempat lo gimana?"

"Langganan banget ye rumah gue mah, untung bokap selalu ngizinin."

"Ya kan kagak ada miras juga bro, mana ada sih kita ngumpul sambil minum?" Aksara menimpali. "Paling-paling ya ngudud doang."

"Gimana Lang, lo setuju enggak?" Alga merangkul bahu Langit.

"Iya, asal lo jangan ngerokok juga sama jaga pola makan lo kalau kita emang mau party.an." Langit memberikan tatapan peringatan membuat teman-teman yang lainnya juga paham apa maksud dari ucapan Langit.

"Aman, Lang. Gue kuat kali."

"Ck, jaga diri lo baik-baik Al. Jangan sampai lo menyesal."

"Iye, iye. Lo lagi sensi amat kayaknya hari ini? Ada masalah?"

Langit menggeleng pelan, lalu melepaskan diri dari rangkulan Alga. Kemudian cowok itu beranjak dari kursi membuat yang lain menatap bingung ke arahnya.

"Gue ke toilet dulu," pamit Langit langsung melangkah pergi.

ALGARIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang