Setahun yang lalu,
Di kelas, Alga langsung merebahkan kepalanya di atas meja. Lalu menutupnya dengan jaket yang dia bawa. Rasanya malu sekali saat kepergok oleh Narima. Niatnya ingin menjadi secret admirer dalam jangka waktu yang panjang, malah berantakan karena ulahnya sendiri. Berulang kali Alga ngedumel dalam hati, ia takut Narima malah menganggapnya aneh dan menganggu.
"Ashhhh!" Alga menegakkan tubuhnya dan mengusap wajah kasar. "Tau begini mah enggak usah gue taruh."
"Kan gue jadi malu sendiri, mau ditaruh mana muka ganteng gue," lanjutnya frustasi. Sampai tak sadar Langit datang dan duduk di kursi yang ada di depannya.
Langit menatap Alga penuh bingung. Wajahnya terlihat kusut dan macam orang cemas. Apa yang terjadi dengannya? Itulah yang membuat Langit bertanya-tanya dalam batinnya. Jika kalian bertanya kenapa Langit tidak ikut acara senam pagi? Jawabannya sama seperti Alga. Dia tak bisa terlalu capek. Makanya dari tadi Langit menyendiri di perpustakaan, tapi baru tersadar ada yang ketinggalan di kelas makanya dia balik.
"Ekhem." Langit berdeham pelan, membuat Alga yang memejamkan mata pun tersentak kaget pas melihatnya. "Lo kenapa?"
Alga menelan ludah, dan menggeleng dengan menyengir. "Hah gue? Emmm gue ya enggak kenapa-napa, gue abis kalah main game makanya kesel."
"Sampai segitunya?"
"Ya gitulah," ujar Alga. "Abis dari mana lo?" Alga bertanya balik berusaha mengalihkan topik dan melupakan apa yang terjadi.
"Perpus."
"Ohhh." Alga mangut-mangut pelan. "Jadi lo cabut dari senam?"
"Lagi males," jawab Langit. Fyi, teman-teman Langit tidak ada yang tahu tentang perihal dirinya yang hidup dengan satu ginjal. Semua Langit simpan baik-baik, karena hanya dia yang bisa merasakan bagaimana sedihnya menjalani hidup seperti ini. Dia tidak mau dipandang kasihan, dia harus terlihat kuat dan baik-baik saja.
"Dih tumben amat seorang Langit begini," ledek Alga. "Mau ke kantin aja enggak?"
"Enggak mau nunggu yang lain?"
"Nanti juga pada tau kalau kita di sana. Soalnya gue mau ngobrol duluan sama lo."
"Kenapa emang?"
"Perihal tawaran kupon waktu itu, kayaknya gue minat deh," jelas Alga dengan kekehan kecil.
***
Narima merenggangkan otot-otot lehernya saat mendengar bel pulang sekolah berbunyi. Namun sebelum itu mendadak speaker kelas berbunyi, para siswa yang hendak melangkah keluar pun memilih untuk mendengarkan. Barangkali ada pengumuman penting.
Selamat siang siswa-siswi SMA Kencana
Diberitahukan kepada siswi kelas sebelas IPS 5, Narima Lakshita untuk segera menuju ruang administrasi
Sekali lagi, panggilan untuk siswi bernama Narima Lakshita dari kelas sebelas IPS 5 untuk ke ruangan adminitrasi sebelum pulang sekolah
Sekian, terima kasih.
Suasana kelas menjadi saling bertanya, mengapa Narima saja yang dipanggil ke ruangan administrasi sekolah. Akhirnya Narima beranjak dari bangku dan menggendong tas ranselnya di pundak.
"Dari tiga puluh empat siswa di kelas, kenapa cuma lo aja ya yang dipanggil?" Salah satu perempuan berambut panjang dan mengenakan bando warna orange, menatap penuh tanya pada Narima.