HAPPY READING 🌼
Pagi yang cerah di kota Reykjavík, para warga mulai beraktivitas pada pekerjaan masing-masing. Bersekolah, berkuliah dan bekerja.
Walau sudah memasuki musim dingin tapi tidak mematahkan semangat penduduk Reykjavík untuk keluar rumah. Musim dingin yang ekstrim sudah jadi hal yang biasa untuk para pendukung di negeri ini.
Begitu juga dengan Elena yang baru saja selesai mandi dengan air hangat. Tidak mungkin kan dia mandi air dingin di musim dingin. Elena keluar dengan menggunakan bathrobe dan berjalan ke arah lemari pakaian.
Memakai baju rajut di dalam dan di lapisi dengan jaket tebal di luar. Ia pun memoles sedikit wajahnya dengan makeup agar tidak terlalu pucat. Setelah siap, Elena mengambil tas dan juga kruk nya lalu berjalan keluar kamar.
"Selamat pagi dad...". Sapa Elena pada sang Daddy yang sudah duduk di meja makan. Tak lama wilden datang dengan membawa menu sarapan untuk pagi ini.
Elena dan Wilden sempat saling tatap sebelum mengalihkan perhatian masing-masing. Elena santai sarapan tanpa terganggu dengan tatapan wilden.
"Kau yakin akan kuliah hari ini sayang?, Maksud Daddy...kau kan baru keluar 2 hari yang lalu". Khawatir David pada sang putri tercinta.
"Iya dad, Elena tidak suka jika cuti terlalu lama".
"Nanti Daddy antar ya".
"Iya".
Mereka pun makan dengan tenang hingga selesai.
Setelah selesai sarapan, David dan Elena pamit untuk pergi. Wilden yang melihat mobil suaminya sudah menjauh langsung masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap. Hari ini ada arisan dengan teman sosialitanya jadi dia akan pergi dan pulang jika sudah menunjukkan jam pulang kerja David.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Teen FictionApakah seseorang harus mati dulu jika ingin mendapat ketenangan?. "Setelah kepergiannya kehidupan ku hanya penuh dengan air mata, dan sekarang dengan kehadiran mu membuat ku ingin mati saja rasanya......". Pertemuan yang selalu membuat mu mera...