HAPPY READING 🌼
"Terima kasih".
Ucap Vera saat seorang pelayan mengantarkan sandwich buah pesanan mereka.Vera, Elena dan Emma saat ini sedang berada di kantin kampus untuk sarapan. Mereka bertiga sama-sama tak ada yang sarapan di rumah.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?". Vera mengigit sandwich nya dengan nikmat begitu juga dengan Emma.
Keduanya menatap Elena yang masih terdiam. Entahlah tapi Vera merasa Gadis itu sedikit pendiam akhir-akhir ini, bahkan saat mereka mengajak Elena keluar gadis itu tidak mau dan memilih di rumah saja.
Cukup Aneh karena biasanya Elena akan selalu mengikuti kedua temannya itu.
"Hmm...aku...".
Elena sebenarnya ragu untuk menceritakan perihal sosok pria misterius yang beberapa kali menemui nya. Ia mau memberi tau temannya agar dirinya sedikit aman.Tapi entah kenapa hal itu malah membuatnya bungkam karena takut. Bagaimana jika pria itu mengawasinya saat ini dan akan marah jika ia meminta pertolongan pada teman nya.
"Apa?". Tanya Emma tak sabar.
"Hmm...kau masih ingat Vera dengan foto pria yang aku tunjukkan padamu?". Elena masih gugup untuk menceritakan tentang pria itu.
"Pria yang di Instagram itu?"
"Iya".
"Oh iya aku ingat, memang kenapa?".
"Hmm...pria itu...dia...".
"Hai Emma...".
Ketiga wanita itu menoleh dan terkejut mendapati 5 orang pria tampan di belakang mereka. Di mana kelima pira itu adalah senior di kampus ini.
Vera dan Elena masih terkejut karena di antar mereka berlima ada dua orang yang pernah bertemu dengan mereka.
"Cih si pria sombong!". Umpat Vera dalam hati saat melihat pria bermata sipit yang pernah menabraknya di toko roti.
"Pria misterius?... kenapa dia ada di sini?". Hati Elena tak karuan melihat tatapan tajam pria yang akhir-akhir ini selalu mengikuti nya.
Kelima pria itu adalah Jeff, Yordan, Ian,Devano dan terakhir pria bermata tajam Nick. Entah apa yang membuat kelima pria itu menghampiri bangku mereka hingga membuat para mahasiswi yang duduk di bangku lain jadi iri.
Ian juga tampak terkejut saat salah satu dari ketiga wanita itu menoleh ke belakang. Dia, wanita yang pernah ia tabrak di toko roti.
"Oh... ternyata gadis sombong seperti mu kuliah di sini juga?".
Vera yang di Katai sombong langsung membulatkan mata tak terima.
"Enak saja kau lah yang sombong!". Kesal vera."Kau mengenalnya?". Tanya Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Ficção AdolescenteApakah seseorang harus mati dulu jika ingin mendapat ketenangan?. "Setelah kepergiannya kehidupan ku hanya penuh dengan air mata, dan sekarang dengan kehadiran mu membuat ku ingin mati saja rasanya......". Pertemuan yang selalu membuat mu mera...