HAPPY READING 🌼Elena membuka mata saat cahaya matahari menyinari wajahnya dari jendela. Ia berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berada di alam mimpi. Ketika sudah sadar sepenuhnya ia pun menoleh ke arah jam weker di nakas.
07:20.
Hari ini hari Minggu jadi Elena bisa bersantai di rumah seharian sekaligus istirahat. Kini sudah satu Minggu sejak kejadian yang terjadi di kelas Nick, dan selama itu juga Nick tak pernah mengganggunya lagi atau bahkan berpapasan di kampus.
Harusnya Elena senang bukan karena tidak bertemu pria misterius itu lagi, tapi...ada satu sisi di hati Elena yang seperti ingin melihat wajah Nick. Ia juga ingin menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan tewasnya Aron.
Tapi lebih baik Elena urungkan niatnya itu, tidak mungkin Nick ada hubungannya dengan kematian Aron.
Tok
Tok
"Siapa?".
"Sayang kau tidak sarapan?". Teriak David dari luar.
"Iya Daddy, Elena akan turun sebentar lagi!".
"Baiklah jangan lama ya".
"Iya sayang...".
Hubungan Elena dan David kembali baik. Saat David dapat kabar jika Elena kembali masuk rumah sakit, ia begitu khawatir bahkan sampai meninggalkan ruang meeting. Untung bosnya sangat baik.
Elena bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sekalian juga ia akan ke toko buku sebentar. Beberapa menit kemudian Elena sudah segar dan langsung keluar dari kamar untuk sarapan bersama keluarganya.
Di meja makan sudah ada sang Daddy dan juga ibu tirinya.
Mereka pun sarapan dengan tenang karena kali ini wilden terlihat santai saja.
Setelah makan Elena langsung naik untuk menghubungi Vera agar menemaninya ke toko buku.
Baru saja membuka pintu Elena di kejutkan dengan setangkai bunga Daisy di dalam gelas kaca berisi air yang terletak di jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Teen FictionApakah seseorang harus mati dulu jika ingin mendapat ketenangan?. "Setelah kepergiannya kehidupan ku hanya penuh dengan air mata, dan sekarang dengan kehadiran mu membuat ku ingin mati saja rasanya......". Pertemuan yang selalu membuat mu mera...