Chapter 19🌼

179 37 5
                                    

HAPPY READING 🌼

Sudah tiga hari sejak kepergian David, Elena benar-benar mengurung dirinya di kamar dan tak mau bertemu dengan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari sejak kepergian David, Elena benar-benar mengurung dirinya di kamar dan tak mau bertemu dengan orang lain.

Bahkan dirinya belum makan sampai saat ini, dia hanya terus minum air jika merasa haus karena tak punya nafsu makan.

Wilden sendiri tak mau mengantarkan makanan untuk Elena ke kamarnya bahkan hari ini dia sudah memanggil teman-temannya untuk arisan di rumah.

Elena bisa mendengar suara orang-orang yang sedang tertawa. Mungkin saja ibu tirinya itu sedang bersenda gurau dengan teman-temannya itu.

Elena juga menolak saat Vera dan Emma datang berkunjung . Dia benar-benar merasa sangat kehilangan atas kepergian Sang ayah. Kini dirinya sudah yatim piatu, tak ada yang bisa dia ajak curhat lagi.

"Hiks... kenapa kalian meninggal Elena sendiri di dunia ini hiks...". Kini Elena sedang duduk di samping ranjang nya dan memeluk lututnya yang gemetar.

"Apa kalian sudah tidak menyayangi Elena hiks... Daddy kenapa meninggalkan aku sendiri hiks...". Mata Elena sudah merah dan sembab.

"Aku mau ikut kalian saja hiks..aku tidak punya siapa-siapa lagi, bahkan wanita gila itu sedang bersenang-senang dad hiks...".

"ELENA!"

TOK

TOK

Terdengar Wildan yang mengetuk pintu kamar elena dengan keras.
" kau ingin mati di dalam sana!,cepat keluar dan makan karena aku ingin pergi bersama teman-temanku dulu".

Elena tak menyahut dan masih terus menangis.

" Itu terserah kamu sih jika tidak mau makan ya sudah aku pergi!".

Terdengar suara langkah kaki yang menjauhi kamar luna. Wildan pun pergi bersama teman-temannya meninggalkan elena seorang diri.
Elena mulai merasa perutnya perih, mungkin dia akan turun dulu mengambil makanan.

Elena berjalan sempoyongan menuju dapur karena kepalanya yang terasa sangat berat serta pusing.
Saat hendak duduk, Elena mendengar suara bel yang berbunyi. Karena tinggal dirinya yang ada di sini jadi Elena terpaksa berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

Deg...

BRAK!

Elena kembali menutup pintu dengan cukup keras sehingga menimbulkan suara nyaring. Entah kenapa air matanya kembali menetes saat melihat seseorang yang yang berada di balik pintu. Elena menarik rambutnya berusaha menenangkan pikiran nya yang kembali kacau.

PSYCHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang