Chapter 18🌼

172 40 9
                                    

HAPPY READING 🌼

HAPPY READING 🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tusss

Tuss

Crasss!.

Ruangan yang sangat pengap dan bau kali ini terdengar sedikit menakutkan saat suara seseorang berteriak kesakitan. Ruangan yang awalnya hanya sebuah bangunan tua tak terpakai kini lantainya di penuhi dengan darah yang sangat banyak.

Seorang pria tak henti-hentinya menancapkan belatinya pada perut seorang wanita yang membuat amarahnya memuncak.

"Sial aku rasanya belum puas!". Ujar Nick dan langsung menuju sofa rusak karena dia menyimpan tasnya di sana. Dia mengambil satu botol air mineral dan mencuci belati juga tangannya.

"Itulah balasan karena sudah mengusik gadis ku!". Nick menatap tajam pada mayat wanita yang sudah tak bernyawa dengan jasad yang sangat hancur. Nick bahkan mengoyak tubuh wanita itu dan mencongkel matanya.

Wanita itu adalah Ruby, orang yang sudah menyuruh seseorang untuk menculik Elena dan berniat membunuh kekasihnya itu.

Ruby adalah salah satu fans Yordan dan sudah lama menyimpan perasaan pada pria itu. Namun, karena Ruby beberapa kali melihat Yordan bersama Elena membuat wanita itu gelap mata dan akhirnya menyuruh seseorang menculik dan membunuh Luna.

Ruby selalu seperti itu jika ada seseorang yang berani mendekati Yordan, atau Yordan sendiri yang mendekatinya. Dia tak rela dan menganggap jika Yordan adalah miliknya seorang.

"Aku merindukan gadis ku". Ben menatap mayat Ruby yang sudah tak terbentuk, sebelum akhirnya pergi meninggalkan bangun tua itu.

Dalam perjalanan, Nick beberapa kali mengontrol jiwa psikopatnya karena tak mau bau darah saat bertemu dengan Elena.

Padahal baru saja mengantar gadisnya pulang tapi dia sudah rindu saja.

Saat susah mendekati rumah Elena, Nick langsung berhenti karena melihat sebuah mobil masuk ke halaman rumah itu.

"Apa itu orang tuanya?". Kini Nick hanya bisa berdiri di bagian samping pagar rumah Elena, dari sini Nick bisa melihat kamar Elena yang jendelanya tertutup.

Nick mengambil batu kecil lalu melempari jendela kamar Elena.

"Eh suara apa itu?". Ujar Elena dan berjalan ke arah jendela lalu membukanya.

"Elena!". Teriak Nick dari bawah sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

"Nick, oh Nick!". Elena juga tersenyum dan melambaikan tangan ke Nick.

Nick naik melompati pagar agar bisa lebih dekat. Karena kamar Elena yang tak punya balkon jadi dia hanya bisa berdiri di bawah.

"Apa yang kau lakukan di bawah sana?". Ucap Elena pelan agar orang rumah tak dengar.

PSYCHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang