Chapter 10🌼

233 44 10
                                    


HAPPY READING 🌼

Elena menuangkan maple sirup ke atas pancake sang Daddy yang masih hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elena menuangkan maple sirup ke atas pancake sang Daddy yang masih hangat. Ia membuat menu sarapan pancake hari ini karena sejak semalam Elena sangat mau makan-makanan manis itu.

David terlihat senang karena dibuatkan sarapan untuk sang putri. Sejak menikah dengan wilden, Elena memang sedikit menjauh darinya tapi sekarang ia senang karena putrinya sudah kembali seperti dulu.

"Berikan juga pada ibumu...". Ucap David.

Wilden menatap Elena sinis agar anak itu tak perlu menuangkan maple sirup, tapi Elena tetap menuruti ucapan David dan menuangkan maple sirup cukup banyak ke pancake wilden.

"Itu terlalu banyak!".

"Tidak apa Bu, itu supaya ibu terlihat manis". Goda Elena. David hanya tersenyum melihat itu tanpa sadar jika keduanya sedang saling berseteru.

"Makan saja wilden".

"Selamat sarapan dad".
Elena pun makan dengan tenang dan sesekali bercanda dengan Daddynya.

Wilden yang melihat itu malah tak suka karena elena kembali mengambil hati David.
"Sayang sebentar aku akan pertemuan dengan teman sosialita ku boleh aku ikut?". Ucap wilden .

"Tentu"

"Tapi aku butuh uang jajan".

David pun mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang dengan jumlah yang besar.

"Owhh terima kasih sayang".
Wilden tersenyum penuh kemenangan pada Elena.

"Dad aku juga mau membeli baju baru boleh aku minta uang jajan". Elena hanya ingin menguji apakah Daddy nya akan adil atau tidak.

"Daddy rasa uang jajan mu masih ada bukan?, Minggu kemarin Daddy baru transfer...".

"Tapi..."

"Elena jangan boros sayang". Ucap David lembut tapi itu malah membuat Elena ingin marah rasanya karena sang Daddy lebih perhatian pada istri materialnya itu.

"Daddy tidak adil!".

Elena pun bangkit dari kursinya lalu mengambil kruk nya dan meninggalkan ruang makan.

"Elena!".

"Aku pergi sendiri saja dad!". Teriak Elena yang sudah berada di teras rumah. Ia berjalan ke arah halte yang berada di persimpangan depan.

Rencananya David memang akan mengantar Elena tapi putrinya itu sudah lebih dulu pergi.

David hanya menghela nafas pelan dan melanjutkan sarapannya, sedangkan wilden, wanita itu terlihat senang karena pertengkaran anak dan ayah itu. Kini ia akan kembali membuat David menjauh dari Elena.

Elena terus menggerutu saat sampai di halte. Ada banyak orang yang akan menggunakan transportasi umum untuk ke tujuan mereka masing-masing. Tak lama bus yang di tunggu pun datang dan semua penumpang naik ke bus.

PSYCHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang