Bagian Darinya

797 25 1
                                    

Topik: 38 Tahun, 176cm, 79kg, Tentara,

Tegar: 25 Tahun, 182cm, 127kg, Ojek Online

Sebelumnya: Online Food

________________________________

Sudah berjalan hampir 10 bulan aku menjalani hubungan dengan seorang ojek online yang mengantar makanan padaku.

Sejak itu kami belum pernah bertemu lagi, tapi komunikasi kami terus berjalan lancar. Meski terkadang aku cemas saat mendengar kabar kalau dia sakit, tapi seperti namanya, Tegar tetap bermental kuat.

Dia sebenarnya sempat bilang kalau dia takut aku suka dengan orang lain, tentu saja aku juga. Justru itulah yang membuat hubungan ini istimewa.

"Hmmm.. jadi kamu mau ke Jakarta lagi?" Tanyanya dengan suara tidak bersemangat khas miliknya.

Yah, dia selalu terlihat malas, ngantuk, cara bicaranya seperti sedang melantur, tapi itu kondisi normalnya.

"Iya, kita bisa ketemu lagi. Kita bisa nonton lagi kaya waktu kencan pertama dulu,"

"Boleh.. tapi jangan bawa aku keluar pas film belom keluar kaya kemaren yah, rasanya tanggung banget tau," katanya masih tersenyum.

"Hahaha iya.. tenang aja. Mau di bawain oleh-oleh apa?" Tanyaku.

"Eh gausah.. aku gamau ngerepotin. Terus kenapa kamu malah beliin HP baru segala sih,"

Karna ku dengar HP-nya sering eror apalagi saat mendapatkan orderan, aku berinisiatif memesankan nya HP baru lewat online. Dia pernah mengirimkan alamat tempat dia menongkrong bersama teman-teman ojeknya.

"Kapan kamu sampe?" Tanyanya.

"Oh, sebenernya aku udah sampe. Aku juga beliin baju kaos dari Sulawesi, kopi Toraja untuk yang suka kopi sama sirup DHT buat yang ga suka kopi," kataku bersemangat.

"Waduh.. banyak banget. Terus kenapa ga bilang, mau aku jemput?" Tawarnya kebingungan.

"Oh boleh. Aku tunggu yah," kataku mengakhiri percakapan kami.

Aku sebenarnya sudah siap dengan baju santai ku sejak kami mengobrol. Menunggu nya datang terasa sangat menyenangkan, jadi ingat saat aku-

"Bang Topik, aku ga bisa masuk. Ga punya kartu,"

Baru saja di pikirkan, dia sudah mengirimkan pesan seperti ini.

Tegar berhasil mendapatkan pinjaman kartu dari orang yang juga ingin masuk ke dalam pelabuhan. Begitu dia tiba, aku langsung menghampiri dan memeluknya. Aku tidak perlu takut di lihat orang karna disini sangat sepi.

"Padahal gausah repot-repot," katanya masih membicarakan sedikit oleh-oleh yang ku bawa.

"Gapapa gapapa.. ayo. Aku udah ga sabar pengen ketemu sama keluarga kamu,"

"Ah, soal itu.. waktu aku bilang keluarga, sebenernya aku tinggal sendiri karna kedua orang tuaku udah ga ada. Yang aku maksud keluarga itu teman-teman di tempat nongkrong,"

Aku tersentak. Aku jadi tidak enak karna membahas ini.

"Maaf," kataku menyesal.

"Hehe gapapa.. santai aja.."

Tegar memberikan helm padaku lalu kami pergi dari sana.

"Temen-temen kamu ada banyak?" Tanyaku penasaran di motor.

"Emm.. ga banyak banget sih. Kayanya ada 7- eh 8 orang deh," katanya.

"Seumuran semua atau ada yang udah tua?" Tanyaku lagi.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang