Penyair

536 11 0
                                    

Tokoh:

Ethan: 19 Tahun, Mahasiswa

Januar: 18 Tahun, Mahasiswa

___________________________________

*** POV Januar ***
Aku ingin tanya, tipe orang yang kalian suka itu seperti apa sih?

Mungkin kalau di hadapkan pertanyaan seperti itu, pasti kalian menjawab fisik, aku yakin. Maksudku adalah, bagaimana sikap, atau.. mungkin kelebihan seseorang yang menjadi ketertarikan bagi kalian.

Aku? Dari dulu aku sangat menyukai musik. Tiap kali ada yang bermain alat musik sambil bernyanyi, rasanya aku sangat tertarik padanya. Apalagi kalau lagu yang di bawakan terasa tenang, adem, kalem. Rasanya seperti terbang masuk ke dalam dunia lain.

"Towers of gold are still too little
These hands could hold the world but it'll
Never be enough
Never be enough"

Ethan. Salah satu cowok keren yang satu jurusan denganku di kampus.

Saat acara di penghujung Ospek bulan lalu, Ethan naik ke panggung untuk bernyanyi solo dengan gitarnya.

Di sela-sela jam kosongnya, dia pasti ada di taman kampus untuk bernyanyi agar mahasiswa yang ada disana jadi merasa nyaman. Siapa yang tidak tertarik padanya coba.

Mungkin agak terlambat, tapi saat melihat Ethan mengakhiri permainannya hari ini, aku mencoba ingin mengenalnya lebih jauh lagi.

"Tan.."

Ethan yang sedang melipat bukunya menoleh ke arahku.

"Oh.. Januar kan yah? Kenapa?" Tanyanya tersenyum sambil menggendong gitarnya.

"Elu tau nama gua?" Tanyaku terkejut sekaligus senang.

"Haha aneh lu. Jelaslah gua tau, kan kita sekelas ngaco," katanya tertawa dan mengajakku pergi ke kelas bersama.

"Gila.. suara lu enak banget. Latihan kursus?" Tanyaku.

"Hahaha mana ada. Gua cuman.. nyanyi biasa aja kalo senggang," katanya.

Aku lihat Ethan tersentak lalu dia mengeluarkan HP-nya dari sakunya lalu dia membaca pesan sambil tersenyum.

"Pernah ikut lomba? Emm.. audisi? Rekaman?"

Ethan yang sedang mengetik pesan mengerutkan kening menoleh ke arahku.

"Ngga. Haha kenapa sih War? Gua cuman hobi doang nyanyi. Eh bukan deh, cuman ngisi waktu aja," katanya tertawa geli dan melanjutkan mengetik HP-nya.

Ethan merupakan anak yang lulus dari SMA paling menjanjikan, SMA bintang atas. Tapi dia merendah dan mengatakan kalau sebenarnya dia berasal dari kelas buangan. Yang artinya, dia tidak ada bedanya dengan kami. Tapi nyatanya, dia pintar.

Aku pernah mencari sedikit informasi seputar kelas buangan yang di maksud Ethan. Ternyata ceritanya jauh lebih kelam dari apa yang aku bayangkan. Biasanya para kelas buangan hanya lulus dengan nilai pas-pasan, atau tidak lulus sama sekali. Tapi nilai Ethan cukup tinggi. Bahkan beritanya sempat menyebar kalau kelas buangan di sekolah itu di tahun angkatan Ethan, bisa mengalahkan kelas paling unggul saat itu juga.

"Party?" Tanyaku pada salah seorang temanku.

"Iya. Sinta ngadain party di rumahnya buat angkatan kita. Elu ikut kan War?" Tanyanya.

Aku melirik ke arah Ethan yang sedang mengobrol lalu tersenyum.

Tepat jam 7 malam, aku tiba di rumah Sinta. Sepertinya aku datang agak lambat karna.. disini sudah sangat ramai. Yah, acaranya juga ada di halaman depan rumah Sinta, jadi tidak perlu memikirkan parkiran jauh.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang