Sosok Abang (Part 2)

584 17 0
                                    

Tokoh:

Tedi: 37 tahun, 165cm

Johan: 23 tahun, 176cm, 115kg

Renji: 19 tahun, 175cm,

___________________________________

"Diem jangan nangis!! Coba lagi yang bener,"

Dengan wajah penuh air mata, Johan kecil kembali mengayunkan pedal sepedanya dengan luka lecet di kakinya karna dia sudah beberapa kali jatuh.

Setelah kesekian kalinya terjatuh, akhirnya Johan berhasil mengendarai sepedanya di bantu oleh orang asing di taman hari itu.

Meski sedikit galak dan menakutkan, Johan sadar kalau berkat orang itu jugalah dia bisa mengendarai sepeda seperti teman-teman lainnya.

***********************

"Anak?" Tanya Johan heran.

Tedi yang sedang menyeruput kuah mie cup nya mengangguk pelan.

"Iya.. Abang pengen banget punya anak sendiri. Padahal tadinya Abang punya niat buat ngelamar pacar Abang 2 bulan lagi, tapi malah putus," katanya.

"Abang beneran pengen punya anak apa pengen bikin anak?" Ledek Johan.

Karna Tedi meliriknya dengan wajah datar, Johan langsung minta maaf padanya.

"Abang sendiri ga pernah denger cerita pacar kamu," katanya.

"Haha aku ga punya pacar bang," kata Johan menggaruk kepalanya.

"Tapi kalo orang yang di suka ada?" Tanya Tedi.

"Emm.. ada.."

"Ko jawabnya kaya ga yakin gitu sih. Coba dong ceritain orangnya gimana, kamu pernah nyoba nembak atau deketin dia?" Tanya Tedi lagi.

Setelah mendengar banyaknya pertanyaan dari Tedi, kepala Johan seketika diisi oleh sesuatu sampai membuatnya terdiam.

Dia membayangkan saat ini juga, Tedi menerkamnya, lalu Tedi membukanya dengan paksa dan memperkosanya dengan kasar.

"Woi.. Johan.."

Johan yang baru tersadar langsung menggeleng.

"Ah ngga. Ga ada yang perlu di ceritain. Lagian kalo aku nembak, pasti langsung di tolak," katanya dengan sangat pede sampai-sampai wajah Tedi berubah mengkerut.

"Belom di coba aja udah pesimis," omel Tedi.

"Hem hemm.. itu bukan pesimis, tapi memang udah pasti" kata Johan menyeringai dengan penuh keyakinan.

"Kamu ga suka sama istri orang kan?" Tanya Tedi melongo.

"YA NGGA LAH!!" Teriak Johan.

Karna teriakan Johan, Tedi sampai menggaruk telinganya.

Johan memperhatikan Tedi yang berdiri dan pergi ke wastafel untuk membuang mie cupnya. Dia terus memperhatikan lekuk tubuhnya, ingin rasanya dia memeluk Tedi dari belakang.

"Abang mau pergi kerja. Kamu mau disini apa pulang?" Tanya Tedi.

"Bete kalo di rumah.." keluh Johan.

"Kalo mau disini yaudah. Abang pulang Siang juga hari ini," kata Tedi memakai kaus hijaunya yang menggantung di paku.

"Bang.." panggil Johan.

"Emmm?" Sahut Tedi.

"Kenapa sih Abang tetep pake kaos padahal ujung-ujungnya di lepas pas kerja?" Tanya Johan.

"Masa iya gua jalan sampe kesana cuman pake singlet. Lagian kan kalo pagi pasti ketemu bos dulu buat absen," jawab Tedi sambil pergi ke pintu depan dan memakai sepatunya.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang