Artis Kecil

738 26 6
                                    

"Hahaha makasih.. makasih semua.."

Gio, artis cilik yang sedang naik daun ini memang hebat. Dia bermain film, bisa bernyanyi, sudah seperti anak ajaib yang bisa mengangkat derajat orang tuanya yang tadinya miskin bisa menjadi orang berada sekarang.

*Pemberhentian stasiun selanjutnya..

Banyak juga yang turun disini. Tapi wajar juga, justru semakin malam daerah sini malah makin ramai karna banyak kuliner dan hotel.

Namaku Rama, aku hanyalah anak kuliah biasa yang tiba-tiba saja ingin merasakan terjunnya dunia orang-orang dewasa. Teman-teman ku sudah banyak yang merasakan sex, jadi aku sedikit iri dan mencoba mencari di internet sampai akhirnya aku menemukan sebuah aplikasi pacar sewaan.

Aku mencari dengan kategori yang sedikit aneh bagi orang awam. Anak laki-laki berusia 11 tahun, dia juga hanya menyantumkan foto tanpa memperlihatkan wajahnya.

Tanpa kusadari karna tertarik melihat tubuh telanjangnya, aku langsung memilihnya dan terkejut dengan harganya yang sangat fantastis. Padahal servisnya hanya menemani makan, jalan-jalan, dan mungkin hanya memberikan isapan.

Tapi karna sudah terlanjur bayar, aku terpaksa menerima pertemuan ini.

Saat tiba di cafe kecil yang ada di pinggir jalan, aku melihat meja yang sudah di pesan sesuai petunjuk. Dan disana ada anak laki-laki yang memakai celana panjang, kaus coklat, dan jaket yang depannya terbuka, serta topi yang hampir menutupi sebagian wajahnya.

"Agi?"

Anak itu tersentak lalu tersenyum.

"Duduk dulu bang," ucapnya dengan suara yang terdengar menggemaskan.

Aku pun perlahan duduk, lalu aku terheran saat dia mengangkat wajahnya dan tersenyum padaku.

"L-Lah!"
"Sssst.."

Anak itu meletakkan telunjuknya di depan bibirnya seakan mengisyaratkan kalau aku tidak boleh mengatakan rahasianya. Iya bener, anak yang ada di hadapan ku saat ini adalah idol kecil yang sedang naik daun saat ini. Aku tadi melihatnya di HP, sekarang dia ada disini.

"Terus kita mau ngepain bang? Aku sengaja ngajak ketemuan disini soalnya tempat yang bagus. Abang suka ngepain?" Tanyanya.

Astaga.. dia tampan dan menggemaskan sekali. Suara dan senyumannya benar-benar perpaduan sempurna dari anak ini.

"K-Kalo kamu maunya kemana?" Tanyaku gelagapan.

"Hmm.. Abang tau lah yah saya ga boleh terbuka banget di publik. Jadi mungkin main bowling, nonton, atau.. oh oh, duren di sekitar sini juga enak kalo Abang mau," katanya tampak girang.

"Yaudah ayo kalo kamu suka,"

"Yeaay.."

Aku terkejut karna dia melompat dan memeluk lalu mencium pipiku.

"Makasih," katanya menyeringai senang.

Astaga.. aku meleleh..

Jujur saja, aku tidak memperdulikan keluar uang berapa karna sangat menyenangkan melihatnya gembira saat memakan kepiting yang kami pesan.

"Abang ga makan?"

Aku tersentak melihatnya memelas.

"Ng-ngga, buat kamu aja,"

"Eeh.. ayo makan sama sama," keluhnya.

"I-Iya iya, Abang makan juga,"

Aku kembali terdiam saat Gio menyodorkan sepotong daging besar kepiting ke mulutku.

"Hihihi,"

Sumpah, pengen aku karungin terus bawa pulang..

Kami menghabiskan waktu bersama, pergi menonton di Jam tengah malam, pergi main bowling dan tidak ku sangka dia bisa bermain sebaik ini.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang