Penyair (Part 4 END)

258 15 2
                                    

Tokoh:

Ethan: 19 Tahun, Mahasiswa

Januar: 18 Tahun, Mahasiswa

Pak Ahmad: 47 Tahun, Karyawan

____________________________________

"Yang ini? Seriusan? Gua bisa beliin yang bagusan lagi tau," ucap Januar terheran melihat gitar yang di tunjuk oleh Ethan.

"Iya.. gua biasa pake yang itu," kata Ethan dengan nada pelan dan ragu karna pikirannya masih terganggu dengan kejadian tadi siang.

Ethan memang tidak bisa melihatnya, jadi dia tidak bisa membayangkan seperti apa wajah Januar tadi siang.

Saat kembali ke rumah Januar, Ethan merasa semakin tidak enak karna Januar terlalu jauh membantunya dalam segala hal, termasuk menampungnya tinggal dan makan di rumahnya.

"War, kayanya gua ga jadi audisi aja deh besok,"

Januar yang sedang menata piring di meja makan terheran dengan ucapan Ethan.

"Kenapa? Gugup mah wajar kali," kata Januar.

"Ngga, bukannya gitu. Setelah di pikir-pikir, kayanya waktu gua juga ga cukup buat ngurus nya nanti. Lagian juga ga mungkin selamanya gua tinggal disini. Makasih udah mau bantu gua," ucap Ethan tersenyum lega.

Januar mendengus tapi kemudian dia tersenyum.

"Kayanya ada hal Laen deh gimana caranya biar elu bisa nyalurin hobi elu itu," ucap Januar berfikir lalu dia mengambil dan mencari sesuatu di HP-nya.

"Kaya gimana?" Tanya Ethan penasaran.

Januar mencari-cari lalu dia tersenyum dan menunjukkan sesuatu ke Ethan. Kedua alis Ethan mengkerut lalu terangkat saat melihat video cover lagu di YouTube.

"Kita bisa bikin rekaman sendiri terus upload ke YouTube," ucap Januar senang.

"Tapi.. itu sekelas studio rekaman beneran ga sih?" Tanya Ethan ragu.

"Ga perlu.. gua waktu SMA pernah ikut OSIS. Waktu itu kami bikin video ringkasan tentang sekolah gitu. Budget seadanya juga udah cukup. Terus.. mic kecil yang ada peredam murah ini juga kayanya udah lumayan. Orang dasarnya suara elu juga bagus," kata Januar menyeringai.

Ethan mengerutkan bibirnya melihat Januar yang wajahnya tampak berkilau.

"Kita bisa coba satu lagu sekarang kalo elu mau," kata Ethan.

"Yess!! Eh tapi sekarang kita makan dulu. Gua mau ambil makanan dulu di dapur hihihi.." kata Januar. Dia begitu bersemangat pergi ke dapur dan kembali membawa makan malam mereka.

Melihat Januar yang begitu antusias menjelaskan segalanya padanya, Ethan sangat senang. Apalagi sepertinya Januar tidak terlalu memikirkan kalau dia baru saja di tolak tadi siang olehnya.

"Jadi.. kita ambil rekaman 2x. Pertama gua nyanyi biasa yang di rekam suaranya aja. Abis itu rekam video sambil lipsing?" Tanya Ethan.

"Iya iya bener. Gua udah pasang aplikasinya di HP gua, besok baru kita pake peralatan yang lebih bagus. Gua udah pesen di toko online," ucap Januar tersenyum lebar.

"Haha yaudah.. terus kita mau cover lagu apa?" Tanya Ethan sambil menyetel gitarnya.

"Lagu populer sekarang dulu kali yah. Surat cinta untuk starla?" Kata Januar ragu.

Ethan mendengus tersenyum lalu dia mulai memetik senar gitar dengan jari-jarinya.

Januar yang duduk di depan Ethan terdiam mematung karna terpana dengan penampilan Ethan di hadapannya. Nyanyian nya yang tenang, alunan petikan gitarnya yang terdengar sejuk.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang