Stockholm Syndrome (Part 3)

410 13 0
                                    

Tokoh:

Oto: 57 Tahun, 163cm,

Jimmy: 38 Tahun, 178cm, Kuli

_______________________________

"AH BANGSAT!!"

Oto tersentak kaget karna Jimmy yang baru saja tiba, marah-marah pergi ke dapur dan mengambil minum disana.

"Kenapa bang?" Tanya Oto khawatir.

"Kuli-kuli bajingan sok keras. Kalo ga inget elu, udah gua matiin mereka," katanya kesal sambil meneguk minumannya lagi.

Setelah beberapa saat Jimmy meneguk minumannya, dia melirik ke arah Oto yang tertunduk dengan wajah merasa bersalah.

"Luka elu gimana?"

Oto tersentak lalu dia melihat ke arah gulungan perban yang ada di lengannya.

"Masih sakit dikit," katanya.

"Pasti gara-gara gua ngedorong elu sampe jatoh dari tempat tidur yah?" Tanya Jimmy cemas.

"Haha ngga ko. Makan dulu yuk," ajak Oto.

Jimmy menyeringai lalu dia mengikuti Oto dari belakang. Jimmy membantu memindahkan lauk yang di masak oleh Oto ke meja makan. Sambil memakan makan malam mereka, Oto senang mendengar cerita Jimmy soal apa saja yang dia lakukan di tempat kerjanya. Jimmy juga memberikan penghasilan tiap harinya ke Oto, karna dia yang mengatur keuangannya.

"Oh iya bang maaf. Tadi di pasar saya beli ini,"

Jimmy yang sedang mengunyah makanannya melihat ke arah benda yang di tunjukkan oleh Oto. Kedua alis Jimmy menekuk heran.

"Obat apaan ini?" Tanya Jimmy mengambil selembar obat Oto.

"Cuman obat pusing. Saya udah 4 hari ga minum obat ini. Harganya 9 ribu," jelas Oto.

"Elu kenapa? Sakit?" Tanya Jimmy penasaran.

"Ngga bang Jimmy. Saya memang tiap hari minum itu biar ga pusing aja. Abang mau tambah nasi?" Tawar Oto.

"Iya mau," ucap Jimmy memberikan piringnya.

Saat Oto pergi, Jimmy masih memperhatikan obat Oto yang bernama Ramipril.

************************

"Bang.." panggil Oto di belakang Jimmy.

"Hmm.." sahut Jimmy yang mencoba memejamkan matanya.

"Saya penasaran. Kenapa Abang tiap tidur selalu ngadep belakangin saya? Abang sebenernya gamau saya tidur di kasur yah?"

Mata Jimmy terbuka lalu dia duduk menoleh ke arah Oto yang berbaring di sebelahnya.

"Kalo gua gamau elu tidur disini. Dari dulu ga gua kasih tempat," katanya kesal.

"Emm maaf.. saya pikir begitu," Ucap Oto merasa bersalah.

Jimmy mengeram kesal dan kembali tidur membelakangi Oto.

Lama Jimmy terdiam, dia tidak bisa tidur. Matanya tetap terjaga tapi dia tidak bergerak sedikitpun. Malam terasa hening, suara jam di dinding menggema di seluruh ruangan.

Tangan Jimmy perlahan bergerak, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dia tersentak karna berhasil menyentuh tangan Oto.

Jimmy perlahan mengelus tangan Oto yang terasa agak kasar lalu dia menggenggam nya dan tertidur tanpa berbalik sama sekali.

"BANG!!! BANG JIMMY!!!"

Seakan baru tersadar. Jimmy terengah-engah melihat Oto menangis ketakutan berada di bawahnya.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang