Stockholm Syndrome (Part 2)

477 15 0
                                    

Tokoh:

Oto: 57 Tahun, 163cm, Kasir barbershop

Jimmy: 38 Tahun, 178cm, perampok

___________________________________

"Nggh.. anjing.. enak banget!! Pinter juga Lo masak. Ga sia-sia pagi-pagi gua keluar belanja," celoteh Jimmy dengan mulut penuh memakan sarapan yang Oto buat.

"Hehehe saya kan biasa masak di rumah,"

Oto terkekeh senang melihat Jimmy lahap memakan masakannya.

Pria kecil berkumis yang duduk di sebelah Jimmy juga ikut memakan sarapannya. Jimmy yang melihat Oto kesulitan makan karna kedua tangannya terikat, dia menarik tangan Oto lalu melonggarkan ikatannya.

Oto menatap wajah Jimmy yang tampak acuh sambil kembali memakan sarapannya. Bibir Oto tersenyum lebar, kali ini dia bisa bergerak lebih leluasa dari sebelumnya.

"Kenapa ga nyari kerja yang Laen aja dari pada jadi kasir di tukang cukur. Pasti gajinya kecil," ujar Jimmy.

"Emm.. hahaha. Rata-rata orang Nerima yang tingginya di atas 170cm. Saya ga nyampe. Dapet kerjaan begini aja saya jga udah seneng. Lagian saya hidup sendirian, jadi ga kebebanin bange- ah maaf!! Saya jadi cerita panjang," ucap Oto malu.

Jimmy menatap Oto dengan wajah malasnya sambil mengunyah makanan. Jimmy langsung berdiri dan memakai jaketnya.

"Laen kali gua mau denger cerita elu lagi," ucap Jimmy sebelum pergi.

Wajah Oto langsung berubah cerah mendengar Jimmy mengatakan itu.

******************************

"AAAAAARRGH!!!!!! BANGSAT!!!!"

Oto yang sedang menyapu, langsung menciut karena Jimmy yang baru saja pulang tiba-tiba mengamuk dan menendang apapun yang ada di hadapannya.

"B-Bang Jimmy???" Oto mencoba memanggil Jimmy yang mengamuk di dekat kompor.

"TAI!! HIDUP GUA GINI AMAT!!!"

Oto panik saat Jimmy mengambil pisau yang biasa dia gunakan untuk memasak dan membawanya ke kamar mandi. Tanpa berlama-lama Oto langsung menyusul Jimmy kesana.

Dengan mata penuh kegelapan, Jimmy tanpa ragu berniat menusuk tangannya.

"BANG JANGAN!!"

Dengan sekuat tenaga Jimmy menikam tangan kiri yang dia letakkan di atas wastafel. Tapi saat melihat Oto datang dan memeluknya, Jimmy tersadar, tapi pisau yang sudah berjalan tidak bisa berhenti dan menusuk lengan Oto.

Alis Jimmy mengkerut melihat Oto gemetaran memeluknya. Jimmy yang seakan baru sadar langsung mencabut dan membuang pisaunya.

"Bego.. kenapa elu malah Dateng!!" Bentak Jimmy menutup luka Oto.

Oto yang meringis kesakitan, menatap Jimmy dengan mata berkaca-kaca.

"Abang ga boleh sampe bunuh diri. Bang Jimmy berarti banget buat saya, saya gamau bang Jimmy ninggalin say- *akh..."

Jimmy yang terkejut bergegas melihat ke sekitarnya. Dia ingat kalau dia pernah menyimpan obat luka dan bergegas membungkus luka Oto dengan kain bekas.

"Abang udah gapapa?" Tanya Oto masih menahan perih di lukanya.

"Harusnya gua yang nanya gitu! Udah elu diem aja," ucap Jimmy mengangkat dan membawa Oto ke tempat tidur layaknya pasangan pengantin.

Setelah dia membaringkan Oto, Jimmy terdiam memperhatikan lukanya lalu dia langsung terduduk lemas.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang