Pelatih

828 30 2
                                    

Tomo (56 tahun, Pelatih)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tomo (56 tahun, Pelatih)

Hengki (17 tahun, SMA)

***

"DASAR BODOH!!!"

Seorang remaja yang duduk dengan kedua kaki di lipat, tersentak menunduk mendengar pria tua di hadapannya meneriakinya sampai suaranya bergema di tempat biasa dia mengajar latihan.

"Kamu pikir keren pake bela diri yang kami latih dari kecil buat jadi preman?" Ucap pria tua itu geram.

"Bawel," gumam remaja itu ketus.

"A-hahh!!!! Anak sialan!!"

"Udah udah.."

Seorang pria muda berumur 28 tahun datang membawa dua gelas air untuk adik d ayahnya tersebut.

"Hengki kan lagi masa puber, jangan terlalu keras," ucapnya duduk di antara mereka berdua.

"Masa puber? Kamu sama Dwi ga gitu," ucap ayahnya kesal.

"Haha yaudah.. Hengki, ganti seragamnya dulu sana abis itu makan siang,"

Dengan kesal, Hengki menarik tasnya dan pergi dari sana.

"Dasar!! Anak itu kenapa sih, tiap hari bikin ulah terus," kata Tomo kesal.

Tomo yang baru berbelok dari pintu keluar, kembali terhenti mendengarnya.

"Anak umur segitu kan masih suka nyari perhatian. Coba ayah kasih renggang sedikit, jangan terlalu di kekang. Kasih perhatian lebih buat Hengki," ucap Oman.

"Haduuh.. terserahlah,"

Oman mendengus tersenyum lalu dia pun bangkit dan ikut pergi bersama ayahnya.

***

Oman yang sedang melewati tempat latihan, melihat ayahnya dengan tegas mengajari para muridnya. Dia melihat ke sekitar dan terheran karna tidak menemukan Hengki.

"Kemana tuh anak? Tumben ga ikut latihan," Pikirnya.

Mendengar suara ketukan pintu, Hengki melihat kakaknya muncul tersenyum padanya. Hengki pun langsung bangkit duduk dengan wajah malas, dan melihat kakaknya duduk di tepi tempat tidur.

"Tumben ga ikut latihan?" Tanya Oman.

"Lagi males aja," kayanya ketus.

Hari-HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang