Jamal sudah sampai di basement perusahaan keluarga Anggari, ANG Group. Terima kasih kepada google maps yang sudah memandunya dengan selamat setelah keluar dari jalan alternatif. Dia turun dari mobil dan meneliti area sekitar. Sangat asing. Tentu saja, karena dia belum pernah ke sini sama sekali. Ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di perusahaan mertuanya.
"Pak Jamal?" sapa seseorang yang mendatanginya.
Jamal menoleh. Di depannya ada seorang pria yang terlihat lebih tua, sedang tersenyum ramah kepadanya. "Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" Dia menjabat tangan orang itu yang terlebih dulu mengulurkan tangannya.
"Saya Hartanto, manager utama Tuan Anggari. Saya diminta untuk mengantarkan Anda ke ruangan beliau sebelum rapat." Jamal mengangguk, ternyata ini orang kepercayaan mertuanya yang selama ini memandunya secara virtual. Senyuman dari pria itu lebar dan terlihat tulus. Tutur katanya juga sangat formal dan sopan. Terlihat sangat berpengalaman. Pantas sekali menjadi orang kepercayaan perusahaan sebesar ini.
"Baik. Terima kasih." Jamal mengaitkan kancing jasnya yang belum sempat dia lakukan tadi setelah turun dari mobil.
"Anda mengikuti saran Tuan Anggari untuk masuk lewat sini?" tanya Hartanto sambil mempersilakan Jamal untuk berjalan.
"Iya. Tuan Anggari juga mengatakan akan ada rapat yang diselenggarakan untuk hari pertama saya. Apakah saya harus menyiapkan hal lain untuk penyambutan nanti?"
"Anda hanya perlu mengenalkan diri Anda secara formal dan tidak perlu mengatakan apa pun tentang pekerjaan Anda sebelum ini. Ah, Anda juga akan diperkenalkan sebagai anggota yang direkrut sekaligus sebagai menantu Tuan Anggari. Begitu kata beliau kemarin." Hartanto membukakan pintu untuk Jamal dengan kartu kantor miliknya. "Rapat tidak akan terlalu besar. Tuan Anggari tidak mengundang para investor atau para petinggi perusahaan yang bekerja sama dengan kita. Yang akan hadir mungkin hanya beberapa ketua tim dan manager setiap divisi serta petinggi inti perusahaan."
"Baik, saya mengerti."
"Anda juga akan diberikan tempat menjadi ketua divisi pemasaran untuk penyesuaian diri dan pekerjaan Anda di sini. Itu adalah langkah awal untuk Anda agar lebih bisa beradaptasi dengan kantor dan para karyawan yang bekerja di sini. Pun itu adalah tempat yang sama seperti kedudukan Anda di perusahaan sebelumnya. Bukankah begitu?" Hartanto memencet tombol lift khusus para petinggi perusahaan.
Jamal berdiri di belakang pria itu. Dia memahami dengan baik apa yang dikatakan oleh pria di depannya ini. Helaan napasnya hampir tidak terdengar meskipun kini dia tengah lega karena mendapatkan tempat yang dulu dia pegang di perusahaan tempatnya bekerja sebelum ini. Mertuanya ternyata memang benar-benar mencari tahu tentang dirinya dan berusaha menyesuaikan banyak hal untuknya. Dia jadi tidak sabar untuk memperlihatkan kerja kerasnya kepada sang mertua.
Pintu lift terbuka, kedua pria itu melangkah masuk. Hartanto menekan tombol untuk menuju lantai dua puluh lima.
Gedung perusahaan ANG Group memang termasuk gedung tinggi dan besar yang ada di kawasannya. Yang sedang Jamal masuki ini adalah gedung utamanya. Masih ada dua gedung ANG Group yang saling berjajar dengan tinggi lantai yang lebih rendah dari yang ini. Tiga gedung yang membentuk sudut segitiga itu saling dihubungkan dengan jembatan berlorong yang sangat kokoh. Salah satu spot kesukaan para karyawan untuk menghilangkan penat setelah kafetaria dan rooftop yang ada di setiap gedung. Lorong jembatan itu dilapisi dengan kaca yang tembus pandang dari dalam sehingga siapa saja yang melewatinya bisa menikmati pemandangan kota Surabaya dari arah yang sama dengan jembatan yang sedang dilewati.
Denting lift berbunyi. Pintunya terbuka. Hartanto mempersilakan Jamal untuk lewat terlebih dahulu. Lalu, baru pria yang lebih tua yang menjadi penunjuk jalan ke ruangan Tuan Anggari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Istri Duda
ChickLit(Follow me first, ya, guys! Makasih) Karena terus disuruh kencan buta oleh sang ibu, Juwita Anggari Hidayat akhirnya memilih untuk menikah dengan duda anak satu, Jamal Antonio Ruhan, yang telah menolongnya dari para lelaki nakal di jalanan. Hal itu...