Tatapan kedua pemuda itu saling mengunci satu sama lain. Sangat tajam dan tak ada yang gentar, tak ada yang mau mengalah.
Haikal mendengkus dengan seringai mencemooh. "Lo yakin ngajak gue duel?" Dia mengibas-ngibaskan tangannya dan merenggangkan jemarinya.
Jevano mengepalkan tangannya dengan erat hingga otot-otot lengannya terlihat dengan jelas, mendapatkan perhatian kagum dari para gadis di kelas Haikal. Namun, itu bukanlah yang dia pedulikan sekarang. Dia menunggu saat yang tepat untuk menyerang. "Ayo berantem," ajaknya lagi.
Akan tetapi, ketegangan yang sudah terbangun dengan baik antara dua pemuda dan seisi kelas pun harus buyar karena teriakan Rani yang memasuki kelas itu. "Bocah gendheng!" Si kecil Rani pun dengan kekuatan penuh, menarik kerah Jevano dari belakang dan menyerat lelaki itu keluar kelas. Meskipun kecil, dia tidak bisa diremehkan. Lihat saja bagaimana Jevano yang berbadan lebih bisa terseret oleh gadis yang hanya sebatas pundak dari tingginya.
"Lepasin aku!" Jevano berusaha melepaskan genggaman Rani dari kerahnya. Akan tetapi, tidak digubris oleh gadis itu. Dia tetap ditarik, hanya saja sekarang lebih nyaman karena dia tidak harus berjalan ke belakang. Rani melonggarkan genggamannya dan beralih ke kerah Jevano bagian depan. Dia juga tidak memedulikan berbagai pasang mata yang melihat ke arah mereka.
"Gak bakalan. Kamu sudah gak waras, Jevano!" Rani tetap menyeretnya dan membuat semua orang yang ada di jalan yang sama dengan mereka, menyingkir untuk memberi jalan.
Tanpa sengaja, mereka berdua menabrak seseorang yang rupanya tak peduli dengan keributan yang mereka buat. Orang itu melirik ke arah mereka dengan tatapan tajam. Dia adalah Alvaro, termasuk lelaki yang terkenal di sekolah dan angkatan.
"Sorry," ucap Rani menghentikan langkahnya sejenak. Dia hendak meneruskan berjalan namun dihadang oleh lelaki bernama Alvaro itu.
"Sorry? Lo pikir jalan cuma punya lo?" sinis Alvaro yang terdengar tidak suka damai itu.
"Gak sengaja. Gue udah minta maaf juga. Gue cuma mau lewat." Rani tidak memedulikan siapa yang sedang dia hadapi sekarang.
"Lo pikir lo siapa, hah?" tantang Alvaro.
Jevano yang sedari tadi sudah berhati tak longgar pun tersulut. Dia hendak maju dan menerima tantangan lelaki belagu di depannya itu.
Akan tetapi, Rani langsung menahan pergerakannya. Tangan gadis itu yang masih menggenggam kerah depan Jevano pun mengacungkan telunjuk, sebagai peringatan untuk temannya agar tidak berbuat macam-macam.
"Gue Rani, kalau lo mau kenalan. Tapi, gue gak bisa bicara banyak sekarang. Mending lo minggir." Rani sangat santai. Dia juga ogah meladeni orang seperti Alvaro ini. Terlihat sekali kalau sok.
"Enggak segampang itu." Alvaro malah lebih mendekat ke Rani dan Jevano. "Lo juga. Cowok cemen banget, mau diperalat sama cewek."
Jevano yang tersulut semakin tersulut lagi. Dasar sedang sumbu pendek. Jevano sudah tidak bisa menahan dirinya dan ingin langsung memukul lelaki di depannya itu. Dia melepaskan tangan Rani dengan paksa dan sedikit kasar. Dia sudah hendak mengangkat tangannya untuk menghantam pipi Alvaro namun badannya ditahan dari belakang dan ditabrak dari samping.
Ternyata itu adalah Haikal yang menyusul mereka dengan membawa tas Jevano dan Rani yang berinisiatif menahan gerakan temannya itu. Haikal meraih tubuh Jevano dari belakang dan rangkul pundak lelaki itu. Dia memberikan isyarat kepada Rani agar segera meninggalkan tempat itu. Kedua orang itu pun berkolaborasi untuk menyeret badan besar Jevano dari hadapan Alvaro.
"Lo mending ke kelas. Gue yang urusin badak ini." Haikal memang sama santainya dengan Rani. Sangking santainya sampai tidak peduli dengan ucapannya sendiri yang membuat Jevano malah kesal. Dia kena sikutan maut lelaki itu. "Aww," rintihnya. Dia melepaskan rangkulannya dari Jevano.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Istri Duda
ChickLit(Follow me first, ya, guys! Makasih) Karena terus disuruh kencan buta oleh sang ibu, Juwita Anggari Hidayat akhirnya memilih untuk menikah dengan duda anak satu, Jamal Antonio Ruhan, yang telah menolongnya dari para lelaki nakal di jalanan. Hal itu...