Suasana makan malam di kediaman Xiaoming selalu senyap dan sunyi. Hanya ada suara sendok yang berdenting, terkadang diselingi pertanyaan-pertanyaan pendek dari Xiaoming pada putra tirinya.
Huang Xiaoming memperhatikan raut polos putranya yang tengah menyendok sup dengan tenang dan anggun. Pria paruh baya itu tak bisa menahan diri untuk menggodanya. Kakinya yang beralaskan sandal rumah dengan sengaja menyenggol kaki Xiao Zhan.
Meski agak terganggu Xiao Zhan tetap melanjutkan acara makannya pelan-pelan.
Xiaoming mendengus geli, ingin menggoda lebih jauh dan melihat perubahan ekspresi di wajah manis Xiao Zhan. Dinaikkannya kakinya menelusuri betis Xiao Zhan yang terbalut piyama satin tipis, dan naik lagi hingga melewati area lutut ke atas.
Xiao Zhan berusaha tetap dalam sikap diamnya, namun tangan mungilnya meremat sendok yang dipegangnya kuat-kuat. Xiao Zhan takut. Apalagi saat merasakan kaki Xiaoming semakin naik menggoda pahanya.
Xiao Zhan memejamkan matanya rapat-rapat. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Huang Xiaoming tersenyum puas melihat reaksi Xiao Zhan dan terkekeh geli, lalu kembali menarik kakinya.
"Zhanzhanku sangat menggemaskan." Pujinya sambil mengacak surai lembut putra tirinya.
Xiao Zhan membuka matanya kembali. Ia bisa bernafas lega dan menghirup oksigen dalam-dalam karena sejak tadi dirinya tanpa sadar telah menahan nafas.
"Apakah ada sesuatu yang diinginkan oleh putra kesayangan Ayah?" Tanya Xiaoming lembut. Sangat berbeda dengan kelakuan brengseknya barusan.
Xiao Zhan hendak menggelengkan kepalanya tetapi ia teringat pada percakapan singkat para pelayannya hari ini. "Eumm..." Xiao Zhan masih ragu ingin mengatakannya atau tidak.
"Katakan saja, apapun yang Zhanzhan mau, Ayah akan memberikannya." Xiaoming mengamati gelas berisi cairan wine berwarna pekat di tangannya dengan tatapan tak terbaca.
"Besok akan ada festival lentera di pusat kota." Ujarnya takut-takut. "B-Bolehkah Zhanzhan pergi kesana A-Ayah?" Xiao Zhan menggigit lidahnya yang terasa kelu ketika memanggil pria paruh baya di dekatnya dengan sebutan 'Ayah'.
"Oh ya? Zhanzhan tahu darimana kalau akan ada festival?" Tanya Xiaoming dengan suara rendah yang mengancam.
"Ta-Tadi Zhan dengar Jiejie pelayan sedang membicarakannya."
Xiaoming masih mempertahankan senyuman di wajahnya saat menanggapi ucapan Xiao Zhan, namun dalam hati ia mengingatkan dirinya untuk memecat para pelayan itu nanti.
"Sayangnya besok Ayah akan ada perjalanan bisnis, jadi tidak bisa menemani." Ujarnya dengan nada menyesal. "Kapan-kapan saja ya Zhanzhan perginya, tunggu festival berikutnya diadakan lagi." Bujuk Xiaoming ketika melihat mata bulat Xiao Zhan meredup, binar antusias menghilang dari sana.Pemuda manis itu menampilkan raut kecewa di wajahnya. "Boleh tidak kalau besok perginya sama Paman Lu Jing saja?" Kekeuh Xiao Zhan yang terlanjur penasaran dan ingin menghadiri festival tersebut. Sedangkan Paman Lu Jing adalah pelayan senior di kediaman mereka.
"Tidak boleh." Xiao Ming memberikan gelenggan. "Di luar sana banyak orang jahat. Zhanzhan harus selalu berada di rumah agar tetap aman. Mengerti?"
Xiao Zhan hanya bisa mengangguk menuruti.
Selalu saja seperti ini. Sekarang Xiao Zhan baru mengerti mengapa saat dirinya masih duduk di bangku SMA ia sering merasa diikuti dan diawasi saat berada di luar rumah. Bahkan teman-teman dekatnya satu persatu menjauhinya. Dan sekarang Xiao Zhan berakhir terkurung di dalam rumah ini. Tidak pernah diizinkan untuk melangkahkan kaki keluar.
Xiao Zhan telah kehilangan kebebasannya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Symphony [Yizhan] END✔️
FanfictionXiao Zhan terkurung dalam sangkar emas karena obsesi sang ayah tiri padanya. Wang Yibo jatuh cinta pada Xiao Zhan saat mereka pertama kali bertemu pandangan mata. Dan beruntungnya ia ketika Xiao Zhan membalas perasaannya sama besarnya.