"Wa-Wangyi, ce-cepat jalankan saja mobilnya, atau kita akan tertangkap..."
Yibo menggeleng keras, "Tidak, kita ke rumah sakit sekarang! Aku akan minta Haikuan untuk mengeluarkannya."
"Jalankan saja mobilnya!" Gantian Xiao Zhan yang berteriak. "Pergi sejauh mungkin. Jika sampai kita tertangkap bukan hanya aku yang akan tamat, tapi kau juga Wangyi... hiks." Lelaki manis itu terisak seiring air matanya yang menetes, membaur dengan cairan pekat berwarna merah yang sudah mengotori celana dan kursi mobil. Namun, jemari rampingnya tidak berhenti membelah lukanya dan mencari keberadaan chip yang tertanam dalam tubuhnya, mengabaikan darah yang terus mengalir.
Jujur, Wang Yibo ingin menangis melihat wajah manis kekasihnya yang telah memucat karena menahan sakit dan kehilangan banyak darah, tentu saja beberapa pembuluh vena di lengan kurus Xiao Zhan terputus mengingat luka sayatnya yang sedalam itu. Mencoba mengesampingkan perasaan tak teganya, Yibo memukul setir mobil kuat-kuat melampiaskan kebimbangannya. Xiao Zhan sudah melukai dirinya seperti ini, akan sangat sia-sia jika mereka tertangkap nantinya. Wang Yibo menghela nafas berat dan menjalankan mobilnya kembali. "Baiklah, tapi tolong jangan terlalu berlebihan melukai dirimu, Zhanzhan..."
Netra bulat Xiao Zhan memicing melihat benda kecil persegi yang terletak cukup dalam. Nafasnya putus-putus, dan pandangannya berkunang-kunang, namun ditahannya sekuat mungkin agar dirinya tetap tersadar. Perlahan, ia membelek lukanya lebih dalam hingga cairan merah anyir mengucur deras, mungkin saja pembuluh arterinya sudah sedikit tersayat hingga pendarahannya semakin parah.
"Zhanzhan?!"
Xiao Zhan mendesah lega ketika berhasil mengeluarkan chip kecil berbentuk persegi itu dengan tangannya yang gemetar. Kemudian, membuangnya ke jalanan.
"Zhanzhan..." Dadanya berdenyut nyeri melihat keadaan Xiao Zhan yang sudah memucat dan bermandikan keringat dingin. Bocah itu bersandar lemas pada kursi. "A-Ambil kotak P3K di situ dan cepat balut lukamu, maaf tidak bisa membantumu..." Lirih Yibo di akhir kalimat. Perasaan sesak dan khawatir menjalari dadanya, sekuat tenaga ia menahan gejolak keinginan untuk membelokkan mobilnya ke arah rumah sakit sekarang juga.
"Terimakasih, Wangyi." Ucap Xiao Zhan terengah sambil membebatkan perban di pergelangan tangannya yang sudah bermandikan cairan merah. Bahkan cairan merah tersebut langsung merembes dan membasahi perban yang baru saja dipasangnya.
"Seharusnya lukamu dijahit..." Sesal Yibo yang tak dapat berbuat apa-apa.
Xiao Zhan menggeleng lemah, "Tidak apa-apa, i-ini tidak sesakit yang kau pikirkan, Wangyi." Terlihat jelas bocah itu sedang berbohong karena dahinya mengernyit dalam, seperti tegah menahan sesuatu.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di tempat tujuan. Bandar udara terbesar di kota Beijing, dimana setiap harinya terdapat puluhan pesawat yang hilir mudik di sana, membawa puluhan penumpang pulang-pergi dari berbagai belahan penjuru dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Symphony [Yizhan] END✔️
FanfictionXiao Zhan terkurung dalam sangkar emas karena obsesi sang ayah tiri padanya. Wang Yibo jatuh cinta pada Xiao Zhan saat mereka pertama kali bertemu pandangan mata. Dan beruntungnya ia ketika Xiao Zhan membalas perasaannya sama besarnya.