Chapter 12

2K 214 21
                                    

Setelah menyusun rencana, Paman Lu Jing segera menyampaikan kabar palsu pada kepala keamanan bahwa 'ia telah melihat Wang Yibo berlari ke ruang tengah menuju halaman belakang.'

"Target ditemukan! Target ditemukan!" Handy talkie yang dipegang oleh para anak buahnya serempak menerima arahan darinya. "Segera temukan target yang bersembunyi di ruang tengah dan kepung halaman belakang!"

Puluhan petugas keamanan beratribut lengkap segera menyerbu masuk mematuhi perintah dari sang atasan. Suasana di dalam kediaman mewah itu begitu mencekam. Semua pelayan berkumpul di satu ruangan besar agar tidak mengganggu jalannya pencarian, kecuali Paman Lu Jing yang memang memiliki wewenang sebagai kepala pelayan sekaligus orang kepercayaan Xiaoming.

Netra setajam elang milik Wang Yibo memantau sekeliling dengan waspada. Ia tidak bisa meremehkan keheningan sekitar, bagaimanapun seluruh penjuru rumah ini masih dijaga sangat ketat. "Zhanzhan, ikuti aku dan jangan sampai terpisah.

Xiao Zhan mengangguk tegang. Tangan mungilnya digenggam erat oleh Wang Yibo. Mereka berdua keluar dari tempat persembunyian dengan hati-hati dan berjalan menempel pada sisi-sisi dinding agar meminimalisir hawa kehadiran mereka.

Bug!

Yibo memukul keras tengkuk seorang pria berseragam yang membelakanginya dengan sikunya, sedikit meringis mendapati si korban yang langsung tak sadarkan diri. Ia mengangguk pada Xiao Zhan di belakangnya dan melanjutkan langkah mereka yang tertunda. Xiao Zhan meminta maaf pelan saat melangkahi tubuh tak sadarkan diri pria tadi.

"Shit, masih ada beberapa orang yang berjaga di depan." Yibo mengamati gerbang utama dan mencoba mencari celah. "Zhanzhan, kita harus bergegas sebelum mereka semua kembali ke sini. Kau siap berlari?"

Xiao Zhan mengangguk cepat, jantungnya berdebar kencang bukan karena takut. Ia memikirkan keselamatan Wang Yibo. Jikalau mereka tertangkap, maka habis sudah. "Wangyi, berhati-hatilah."

"Eum, jangan khawatir Zhanzhan. Percayalah padaku." Yibo mengusak surai halus remaja manis itu, lalu menoleh untuk kembali fokus memperkirakan tempat mana yang akan digunakannya untuk mengecoh terlebih dahulu. "Zhan, aku akan alihkan perhatian mereka selagi kau ke ruang kontrol untuk membuka gerbangnya."

.

.

"AARGH! Sakit sialan!" Bentak Huang Xiaoming pada seorang dokter yang sedang mengobati lukanya.

"Ma-Maaf Tuan, tapi sebaiknya luka anda ini segera menerima jahitan." Saran si dokter muda gugup. Mungkin hari ini adalah hari sialnya karena harus menggantikan profesornya yang tak lain adalah dokter pribadi Huang Xiaoming. Meskipun sudah berpengalaman, siapa yang tak gentar bila harus berhadapan dengan pemgusaha kejam macam Xiaoming yang tengah emosi.

'Siapapun yang telah berani memancing kemarahannya sungguh punya nyali yang besar.' Rutuk dokter muda itu dalam hati.

"Tu-Tuan, sebaiknya anda jangan meminum alkohol dulu, atau pendarahannya akan sulit berhenti." Sarannya takut-takut sambil membebat perban di kepala pria paruh baya tersebut.

Pranggg

Dibantingnya gelas berisikan cairan wine berwarna pekat hingga isinya menodai karpet yang mereka pijak. "Lebih baik kau fokus pada pekerjaanmu atau kujahit mulut cerewetmu." Geram Xiaoming dengan suara rendah.

Dokter muda itu menunduk meminta maaf. Dilanjutkannya kegiatan mengobati luka sang pasien.

Manik tajam Xiaoming mengamati lamat-lamat puluhan monitor cctv di depannya. Tidak ada satupun sudut rumah besar ini yang terlewat dari pantauan cctv. Tentu saja semua ini diperuntukkan untuk memantau kegiatan putra tiri kesayangannya. Jangan dikira Xiaoming tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan Xiao Zhan secara sembunyi-sembunyi belakangan ini. Bahkan ia mempekerjakan beberapa detektif kenalannya untuk selalu memantau aktivitas Xiao Zhan di luar rumah.

Bittersweet Symphony [Yizhan] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang