24

1.1K 138 8
                                    





"... I miss you so much"

Ryujin masih berdiri kaku ketika Haechan melingkarkan kedua tangannya padanya. Rasanya seperti sebuah mimpi pria yang selama beberapa bulan terakhir menghilang darinya itu kini berdiri di hadapannya dan memeluknya.

Ryujin rindu pelukan hangat ini, ia rindu suara ini, ia rindu aroma menenangkan yang selalu ia hirup dari tubuh sang kekasih.

Air matanya perlahan mengalir mengingat betapa ia ternyata merindukan Haechan teramat dalam selama ini. Kemarahannya diwaktu lalu telah menguar terkalahkan oleh rindu yang teramat besar.

Ryujin kemudian membalas pelukan Haechan dengan ikut melingkarkan kedua tangannya pada sang kekasih.

"Kamu melakukannya dengan baik selama aku pergi?"

Ryujin menggeleng. Bagaimana bisa Haechan berpikir dia bisa melakukan semua hal dengan baik sementara Haechan tiba-tiba menghilang dari hidupnya.

"Maaf kemarin aku tinggalin kamu disaat kamu lagi kecewa sama aku. Maaf udah bikin kamu ngurus Hyukjin sendirian. Maaf udah bikin kamu khawatir"

Ryujin hanya menggeleng ribut di dalam pelukan Haechan. Ia memang sempat kecewa dengan tindakan Haechan yang menghilang tanpa kabar ketika mereka berdua tengah ada masalah dan membiarkannya terus khawatir tentang keadaannya. Namun lebih dari itu, Ryujin bersyukur Haechan masih tau dimana akhirnya dia harus kembali.

"Hey.. Kok malah nangis. Senyum dong cantik. Kamu gak kasian sama aku yang kangen banget sama senyum kamu ini"

"Jahat!" Ucap Ryujin sembari memukul pelan dada sang kekasih. "Mana katanya dulu gak bakal ninggalin aku sendirian sedetikpun. Buktinya kamu pergi lebih dari tiga bulan, tanpa kabarin aku, tanpa aku tau kamu lagi dimana. Kamu tau gak sih khawatirnya aku saat itu? Aku kayak gak tau harus gimana, aku bingung harus cari kamu dimana, aku gak tau—"

Cup.

Ryujin membulatkan matanya terkejut.

Haechan yang begitu gemas melihatnya kembali mendaratkan kecupan singkat beberapa kali di bibir sang kekasih.

Cup.

Cup.

Cup.



Bugh.


"Aw! Ay, kok dipukul sih akunya."

"Siapa yang bolehin kamu cium aku. Aku belum gosok gigi!! Kotor tau. Ish!"

"Mana ada kotor sih ay. Tetep manis kok."

"Haechan Jorok!! Ish." Kesal Ryujin yang kemudian segera berlari kecil menuju kamarnya.

Sementara Haechan, lelaki itu masih berdiri ditempatnya memandang Ryujin yang perlahan menghilang dari pandangannya tampak menggemaskan dengan memakai kaos abu kesayangan miliknya.

Kembali kerumahnya dan bertemu sang kekasih membuat senyum tidak luntur dari wajah Haechan. Meski ia masih belum bertemu sang anak saat ini namun setidaknya kini Haechan tidak perlu lagi berjauhan dengan keduanya.

Sembari menunggu Ryujin selesai mandi, Haechan menyalakan kembali ponsel yang biasa ia gunakan untuk bekerja setelah beberapa bulan ia matikan tanpa sekalipun membukanya.

Hal pertama yang dilihatnya ketika ponselnya menyala adalah banyaknya notif pesan dari member hingga managernya yang terus menanyakan keberadaannya.

Kemudian fokusnya beralih pada pesan terbaru yang dikirimkan para member melalui group dream.

DON'T STOP US [HAERYU ⭐️ SUNSHIN]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang