Epilog

1.9K 159 25
                                    

Five years later....

Tidur Haechan sedikit terganggu ketika cahaya mulai diam-diam masuk melalui celah tirai kamarnya. Juga sebuah kecupan singkat pada bibirnya yang sudah selalu menjadi rutinitas paginya.

"Morning sayangku..." ucap Haechan menyapa wanita disampingnya yang telah menjadi istrinya selama lima tahun terakhir. Ia menariknya mendekat dan kembali membuat sang istri didalam dekapannya.

"Sayang, kamu jadi nanti mau ngajak anak-anak ke taman hari ini?"

"Jadi ay, tapi aku bakal ke studio dulu. Kemarin aku lupa kirim file proyek solo Renjun"

"Tapi kali ini beneran ya? Jangan tiba-tiba kamu batalin lagi kayak minggu lalu."

"Iya sayangku. Maaf ya.. Janji nanti cuma bentar aja di studionya"

"Kamu kebanyakan janji. Kasian tau anak-anak udah excited banget minggu lalu trus kamu tiba-tiba batalin karna masih ngurus kerjaan. Padahal kamu sendiri yang ngasih janji ke mereka"

"Iya sayang, iya. Aku yang salah kemarin, maafin ya."

"Awas aja kalo nanti kamu bohong lagi"

"Enggak ay. Udah dong marah-marahnya. Masih pagi masak akunya udah di marahin terus. Sini mau peluk"

Dengan bibir yang masih tampak mengerucut, Ryujin menyambut uluran sang suami dan memeluk tubuh polos Haechan.

Setelah pernikahan mereka lima tahun yang lalu, satu tahun awal adalah hal yang paling sulit di dalam pernikahan mereka. Bukan hanya tentang kebencian public yang masih terus membawa nama mereka, juga kehidupan rumah tangga yang tidak semulus yang di harapkan.

Pertengkaran terus terjadi selama hampir enam bulan lamanya karena Haechan yang terus sibuk dengan pekerjaannya bersama studio di luar negeri yang membuatnya tidur larut dan ketika hari mulai cerah justru Haechan menggunakannya untuk tidur.

Ryujin membenci fakta itu. Bukan hanya tentang Haechan yang mengabaikan dirinya dan sang anak, namun juga keadaan yang justru tidak lebih baik dari sebelum mereka memutuskan menikah.

Ryujin merasa ia seperti seorang istri yang hidup sendiri bersama sang anak meski Haechan saat ini ada di sekitarnya

Sifat ambisius Haechan juga sempat membuatnya tanpa sadar meluapkan emosinya ketika Ryujin dengan keras tidak mendukungnya ketika Haechan meminta ijin untuk ke luar negeri selama seminggu.

Keduanya sempat berpisah selama satu bulan tanpa saling memberi kabar masing-masing. Ryujin yang berada di Jeju, sementara Haechan berada di New York. Hingga di suatu malam Haechan yang tengah berada di New York bermimpi tentang seorang anak kecil perempuan yang tampak menangis dengan tatapan benci kepadanya.

Haechan ingin mengabaikannya namun tatapan benci anak kecil itu terus mengantuinya hingga kemudian ia mengambil penerbangan kembali ke korea dan menemukan Ryujin yang pingsan bersama Hyukjin yang menangis di sebelahnya.

Saat itulah Haechan merasa seperti dirinya tertampar. Bagaimana bisa ia menuruti egonya untuk terus bekerja sementara ia meninggalkan Ryujin di rumah sendiri hanya bersama Hyukjin dengan keadaan dirinya yang tengah mengandung anak keduanya.

Terlebih ketika dokter saat itu mengungkapkan bahwa keadaan janin di dalam kandungan Ryujin dan juga Ryujin sangat lemah. Jika ia terlambat membawa keduanya ke rumah sakit semenit saja, mungkin Haechan harus rela kehilangan keduanya.

Namun itu bukanlah satu-satunya masalah dalam rumah tangga mereka. Tepat setelah anak kedua mereka lahir dan Haechan membawa keluarga kecilnya untuk tinggal di New York, Ryujin tiba-tiba mendapatkan tawaran sebagai model. Tentu Haechan pada awalnya sangat mendukung karir baru sang istri. Namun ketika Ryujin semakin sibuk dan mengabaikan tugasnya sebagai istri dan ibu, Haechan perlahan mulai melarangnya mengambil pekerjaan itu.

DON'T STOP US [HAERYU ⭐️ SUNSHIN]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang