Bab 5: Cari Pacar Lagi

8.6K 734 8
                                    

Kaisar mengulum senyum sambil kembali menatap ke arah meja. Sekarang, ia bingung harus memulai topik apa.

Berkali-kali Kaisar harus menahan napas serta gejolak yang ada di dadanya. Orleanna yang bahkan hanya berpakaian blazer saja bisa membuat dirinya panas dingin. Ia rindu Orleanna.

Kring! Suara ponsel membuat keduanya tersentak. Kaisar sedikit terlonjak menatap ponselnya yang mendapat panggilan. Matanya menatap Orleanna yang secara reflek—dan kebiasaan—ikut melihat ke arah pemanggil.

Kaisar buru-buru menarik ponselnya. "Ha-halo," sapa lelaki itu terbata. "Y-ya, iya, lah, lo kok udah di depan? Ya, oke."

Lelaki itu menarik napas. Ia melirik ke arah Orleanna yang terlihat sedikit terganggu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Kaisar melihat reaksi itu lagi. Dan anehnya, jika dulu, ia kesal dengan rasa cemburu Orleanna, justru kini, Kaisar sangat menikmatinya.

"Siapa tuh Tiffany?" tanya Orleanna. Ada nada yang terdengar sangat dijaga. Walaupun Kaisar langsung mengenali nada cemburu yang ada di sana. "Dia lagi di bawah?"

Kaisar mengangguk. Ia tak ingin banyak bicara. Lelaki itu tersenyum menanggapi Orleanna.

"Ya udah, sana balik. Kita juga cuma mau kenalan doang, harusnya. Kasian cewek lo nungguin." Orleanna berdecak pelan.

Kaisar lagi-lagi mendapati cemburu dari mantan kekasihnya. Namun, ia tetap pura-pura bodoh. Lelaki itu mengemasi barangnya lalu berdiri.

"Kita ketemu lagi, nanti?" tanya Orleanna pelan.

"Y-ya, nggak mungkin pura-pura pacaran kalo gue nggak ngapel ke tempat lo. Bokap nyokap pasti curiga nggak sih? Apalagi, dulu kita lengket banget." Kaisar berdeham pelan. Ia juga ikut-ikutan menjaga nadanya sekasual mungkin.

"Cewek lo yang baru, emangnya nggak marah?" Nada Orleanna terdengar sangat hati-hati.

Kaisar mengangkat bahu. "Bisa diatur," ucapnya. "Gue bahkan belum bilang kalo kita bakalan dinikahin."

Gadis itu tampak mengangguk-angguk kecil. "Dia pasti syok banget, ya?" lirihnya pelan. "Cowoknya mau dinikahin sama mantannya."

Kaisar hanya membuang muka. Ia ingin tertawa geli melihat reaksi Orleanna yang terlihat cemburu namun kasihan dengan gadis bernama Tiffany yang bahkan bukan siapa-siapa untuknya.

Orleanna terlihat ikut mengemasi barangnya sebelum berdiri. Keduanya berjalan beriringan dengan gugup. Seperti anak TK yang baru belajar pacaran, mungkin rasanya mereka berdua terlempar ke masa-masa itu.

Mereka berdiri sedikit menjaga jarak. Masing-masing saling melirik dan mengintip. Pintu terbuka beberapa menit kemudian

Orleanna menatap Kaisar yang berjalan lebih dulu. Punggung lelaki itu tampak mendekat ke arah seorang wanita yang tengah duduk di lobi.

Perempuan itu tampak sangat 'biasa'. Tak mencolok, tak terlalu berlebihan. Pakaiannya rapi dan sopan. Kemeja warna biru muda berlengan panjang dipadu padankan dengan celana bahan hitam. Sebuah ransel tersampir di punggungnya. Rambutnya diikat satu sedikit berantakan dan tak ada riasan yang melekat kecuali bedak tipis dan riasan bibir warna koral.

Orleanna menengok ke salah satu dinding dengan cermin yang memantulkan dirinya sendiri. Gadis bernama Tiffany itu tampak sangat sederhana jika dibanding dengan Orleanna. Apa Kaisar bosan dan mengganti seleranya dengan yang lebih sederhana? Atau memang selama ini, Orleanna terlalu berlebihan?

Orleanna mendengkus keras-keras seraya berjalan ke arah lift kembali setelah puas melihati Kaisar dengan gadis baru itu hingga menghilang dari pandangan. Ia berdecak sambil berpikir macam-macam. Berniat menanyakan siapa gerangan perempuan itu pada Orion.

REKINDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang