Bab 20: Funny Life

4.6K 416 5
                                    

Hidup itu lucu.

Beberapa hari lalu, Orleanna seperti orang depresi. Ia bagaikan orang gila yang tak punya arah. Gadis itu seperti orang yang baru dicabut akal sehatnya hanya karena cinta.

Rasa sakit hati nyaris mengguncang seluruh kewarasannya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ada yang hilang. Ada lubang menganga yang sangat besar.

Orleanna berusaha sekuat tenaga untuk mengisinya dengan hal lain. Belajar, bekerja, pergi liburan. Dan ketika ia rasa semua sudah baik-baik saja, ternyata lubang itu kembali muncul. Seolah, semua tambalan yang dibuatnya semu. Ia masih mendambakan orang yang sama menambat di hatinya.

Pada akhirnya, ia sakit lagi. Sakit karena menemukan lelaki itu malah bersama wanita lain. Si bodoh yang berharap selama empat tahun pada orang yang sama. Si bodoh yang masih tak bisa melupakan lelaki yang mengisi harinya nyaris seumur hidup.

Menambal lubang yang ditinggalkan itu tak pernah mudah untuk Orleanna. Namun, mengapa hal itu terasa gampang untuk seorang bernama Kaisar Zach Pranata? Ya, dialah orang yang meninggalkan lubang begitu besar di dada Orleanna.

"Dia hanya menggunakan perempuan itu untuk menambal lubangnya sendiri, dan malah memberikan lubang untuk orang lain," kata Orion ketika Orleanna menceritakan isi hatinya.

Lain dengan Orion, Oxion malah marah-marah. "Itu namanya anjing!" Begitu makinya. "Jangan dengerin, Lean! Goblok dipelihara si Rion mah!"

Orleanna ingat betul bagaimana Orion dan Oxion malah saling tatap seperti akan membunuh. Kalau tidak dihentikan Freya, mungkin, mereka benar-benar berdebat keras.

Tetapi, kata ayahnya, hidup itu adil. Kadang, lucu dan aneh. Mungkin, ini yang terjadi padanya.

Karena, kemarin, ia mendapatkan kembali Kaisar yang secara tiba-tiba memintanya untuk kembali. Dan hari ini, ia bertemu lelaki lain. Lelaki yang berbagi sakit bersama. Lelaki yang Orleanna yakin akan mengerti dirinya.

Lucu. Hidup itu lucu. Bagaimana semuanya berputar secepat ini?

Orleanna duduk memangku dagu dengan laptop masih berada di depannya. Warren duduk di hadapannya.

"Bengong aja! Entar lo naksir gue!" ledek Warren tiba-tiba.

Orleanna buru-buru memutar bola mata mendengar gombal murahan Warren. Ia berdecak. "Tidak secepat itu, Ferguso!"

Warren tertawa. Ia memiringkan kepala. "Lo lagi mikirin apa?" tanyanya langsung.

"Eh?"

"Iya, lo sebenernya lagi mikirin sesuatu, kan? Apaan?" tanya Warren lagi.

Orleanna berdeham. Tak lucu kalau sekarang, isi kepalanya sedang membandingkan Kaisar dan Warren. Siapa lebih baik, siapa lebih manis, dan siapa yang lebih membuatnya jatuh cinta. Tunggu! Apa yang baru saja dipikirkannya?

"Gue lagi mikirin mau keluarin data apa lagi buat proposal kita," ucap Orleanna pelan. "Usulan lo kemarin bagus. Gue udah tambahin semua."

Warren tersenyum lembut. "Iya, gue udah lihat." Lelaki itu menggulirkan halamannya. "Kan kita kerjain di cloud jadi langsung kelihatan apa yang diubah."

Orleanna mengangguk. "Ya juga, ya."

Warren terlihat kembali menggulirkan halaman di layar. "Ngomong-ngomong, mantan lo itu kerjain apa?"

"Eh?"

"Dia di tim kita, tapi belum ada satupun slide buatan dia. Niat kerja nggak, sih?" sungut Warren kesal.

Orleanna mengulum bibir. Gadis itu memeriksa dokumen. Memang, Kaisar belum mengerjakan apapun.

"Dia bagian pelaksana, kan? Apa dia nggak punya usulan apapun yang perlu diperbaiki dari prosedural atau aktivitas setiap harinya? Mungkin juga fasilitas?" Warren mengangkat bahu.

REKINDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang