Bab 10: The Dream Date

8K 564 14
                                    

Kaisar tersenyum melihat gadis pujaannya keluar kamar. Gadis itu mengenakan jumpsuit warna hitam dengan celana sepaha. Rambutnya yang sepundak lebih sedikit tampak dicatok lurus dengan ujung masuk membuat kesan manis. Sebenarnya, Kaisar sedikit kecewa begitu tahu Orleanna memotong rambut panjangnya hingga sependek itu. Namun, begini manis juga.

"Kita mau ke mana sih?" tanya Orleanna bingung.

Kaisar mengulum senyum sambil mengamit tangan perempuan itu. Hari sudah agak siang, tetapi, sepertinya mereka masih keburu untuk jalan-jalan.

Lelaki itu tersenyum pelan sambil membukakan pintu untuk Orleanna. Dengan pandangan bingung, perempuan itu memasuki mobil.

"Kalo cewek lo liat kita gimana?" Orleanna sedikit terlihat bingung.

"Ya, nggak apa-apa," jawab Kaisar santai seraya menginjak pedal gas.

"Dih! Kok gitu?"

"Ya, emang gitu!"

Orleanna memutar bola mata mendengar jawaban Kaisar yang terlalu santai. Ia menyandarkan tubuhnya yang sedikit kelelahan. Energinya terkuras banyak tadi dan sekarang, rasa kantuk menjalar ke seluruh tubuh.

"Tidur aja, nanti gue bangunin," kata Kaisar menyadari perempuan di sebelahnya mulai diam dengan mata sayu.

"Nanti gue diapa-apain sama lo."

"Kayak lo nggak suka aja!"

Orleanna berdecak. Kaisar gila! Gadis itu merutuk. Ia ingin terjaga tapi matanya terlalu berat. Hingga akhirnya sadar itu hilang sempurna.

Kaisar mulai sadar begitu suara gumaman khas milik Orleanna terdengar. Gumaman yang selalu ia keluarkan ketika tidur. Ia tersenyum kecil seraya terus mengendarai mobil.

Jalanan yang lenggang membuat mobil tersebut sampai lebih cepat. Ia kemudian memarkirkan mobil tersebut dengan rapi.

"Lean," panggil Kaisar pelan.

"Um?" Gadis itu sedikit menggumam.

"Lean, bangun, udah sampe." Kaisar berkata lagi.

"Ung, sampe mana?"

"Sampe tempat kencan kita," jawab Kaisar lembut.

"Kencan? Emang mau ke mana?" Tanpa membuka mata, Orleanna menjawabi pertanyaan Kaisar.

"Buka mata dulu, baru tau."

"Kenapa sih nggak kasih tau aja! Kalo nggak suka kan bisa tidur lagi." Orleanna merajuk.

Kaisar menarik napas. Gadis itu memang agak susah kalau sudah dibangunkan. Ia mendekatkan wajahnya, "Bangun atau dicium?" tanyanya.

"Dicium!" kata Orleanna cepat.

Kaisar tertawa kecil. Sepertinya, gadis ini belum sadar sepenuhnya dan masih dalam mimpi. Tetapi, ini kesempatan baik, bukan?

Dengan nekat, Kaisar mendekatkan wajah lalu menempelkan bibirnya ke arah Orleanna. Satu detik, dua detik, dan...

"Ung! Kaisar!" Orleanna berteriak seraya mendorong tubuh mantan pacarnya, menjauhkan tubuh mereka.

Kaisar langsung terbahak. Orleanna benar-benar menarik dan hal itu tak pernah berubah.

Orleanna masih terengah namun sejurus kemudian, ia memukul-mukul bahu Kaisar. "Gila ya! Hah! Lo udah nggak waras?!"

Kaisar setengah tertawa dan setengah meringis mendapat pukulan dari Orleanna. Percayalah, pukulan perempuan satu itu sakit juga.

Lelaki itu kemudian mengambil dua tangan Orleanna. Mengangkat ke atas, mengunci pergerakan gadis itu untuk kembali mendekatkan wajahnya dan melumat bibir perempuan itu. Orleanna jelas memberontak, tetapi hanya sebentar sebelum tubuhnya otomatis membalas pagutan Kaisar.

REKINDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang