Bab 23: The In Laws

4.5K 374 8
                                    

Orleanna melirik sesekali ke arah Kaisar yang masih mengunyah makanan. Suasana malam itu terasa hangat namun sedikit canggung bagi dara yang berusia seperempat abad tersebut.

Sepanjang makan, kedua orang tua Kaisar terus berbicara terkait pertunangan bahkan pesta pernikahan. Wajah berseri di Padma dan Alina membuat Orleanna jadi semakin khawatir apabila mereka tahu yang terjadi sebenarnya.

"Jadi kalian sudah cek mau nikah di mana, belum?" tanya Padma yang membuat Orleanna nyaris tersedak.

"Ayah, nikahnya masih lama. Ngomongin tunangan dulu, kali!" sela Kaisar melihat raut wajah Orleanna yang kaget bukan kepalang.

Orleanna menahan napas sambil melirik Kaisar yang menatapnya balik. Sementara, Padma cuma mengangkat satu bahunya.

"Ngomong-ngomong, Lean belum beli gaun buat pesta pertunangan nanti, kan?" Alina kini bertanya dengan lembut. "Harusnya belum sih, soalnya Arum bilang belum."

Orleanna buru-buru menggeleng. "Belum kok, Bunda." Ia berkata cepat. Hawa aneh merasuk tubuhnya. Kemarin, ibunya berpesan agar dia tak perlu membeli gaun. Alina menurut saja walaupun merasa aneh dengan suruhan ibunya tersebut.

"Ah, syukurlah." Alina berkata riang. "Kamu sudah selesai makan? Kalau sudah, yuk ikut Bunda."

Orleanna mengangguk kecil sambil menelan ludah. Ia tahu apa yang akan terjadi. Gadis itu berdiri sambil ikut di belakang Alina menuju ke ruangan yang tak begitu besar di rumah tersebut. Ruangan itu dipenuhi kaca dengan manekin yang berdiri terpasang oleh gaun kelap-kelip. Beberapa sertifikat dan foto terpajang di sebuah meja yang tak begitu besar.

Orleanna tersenyum memandangi semua itu. Semasa muda dulu—setahu Orleanna—Alina berprofesi sebagai artis dan model. Tak pelak, ketika kuliah, ibu dari Kaisar ini memutuskan mengambil sekolah jurusan fashion design di satu kampus yang berafiliasi dengan sekolah desain di Perancis.

Kredibilitas dan reputasi yang dibawa Alina membuat wanita satu itu cepat dikenal dan menangani beberapa klien penting. Bahkan, ia masih aktif sebagai perancang busana walaupun sudah pindah ke Singapura.

Tak hanya itu, ibu dari Kaisar ini juga bekerja sama dengan beberapa rekanan untuk membuat lini merek sendiri walaupun bermodalkan diskusi daring jarak jauh. Jelas saat itu, Orleanna yang selalu menjadi orang pertama yang mencoba semua koleksi terbaru Alina.

"Bunda tahu, harusnya, di pesta pertunangan, Bunda nggak boleh lihat bajumu, tapi Bunda pengen banget bikinin baju buat Lean." Alina berkata sambil mendorong sebuah manekin dengan gaun warna kuning gading.

Orleanna terpukau melihat gaun tersebut. Siluet A-line yang tidak terlalu besar dengan rok flowy yang ringan namun tetap terlihat mewah dengan glitter membuat gadis itu nyaris menganga.

"Bunda, ini bagus banget."

"Lean suka?" tanya Alina sambil membuka resleting baju itu dari manekin.

"Suka banget, Bunda! Lean suka banget!" Orleanna berkata kegirangan.

Alina mengulum senyum lembut. "Mau dicoba? Ini masih setengah jadi. Rencananya, Bunda mau kelarin besok lagi, sekalian kamu fitting. Bunda masih hapal ukuran badan kamu, semoga nggak berubah karena kamu sekarang jadi lebih kurus."

Orleanna tersenyum mendengar Alina yang berceloteh.

"Ayo dicoba dulu, hati-hati masih ada jarumnya ya." Alina memperingatkan gadis yang sebentar lagi akan menjadi menantunya itu.

Orleanna perlahan mencoba pakaian yang dibuat oleh Alina. Pakaian itu benar-benar cocok untuknya. Kain lembut itu pas membungkus tubuh Orleanna.

Alina puas tersenyum begitu Orleanna membuka tirai. Gadis itu berputar-putar seperti anak kecil.

REKINDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang