11

7.2K 295 4
                                    

Wajah cemberut dan diam seribu bahasa sudah menjadi hal yang dipelajari Brian selama mengenal Kinsley.

Dia tahu kalau gadis itu pasti dalam keadaan badmood. Brian rasa Kinsley ini adalah tipe wanita yang moodyan.

Moodnya suka berubah-ubah tidak jelas. Kadang happy, dan kadang buruk. Sesuatu yang harus membuat Brian hati-hati.

"Sudah tidak ada yang ketinggalan, 'kan?" tanya Brian menatap bagasi mobilnya.

"Iya, lengkap," jawab Kinsley lesu.

"Belum makan apa gimana?" tanya Brian.

"Sudah," jawab Kinsley pendek.

Dia masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Brian. Ya, begitulah wanita saat merasa terusik akan satu hal dan butuh diyakinkan bahwa dirinya berharga, tetapi doi tidak peka.

Entah siapa yang salah?

Brian yang tidak peka atau Kinsley yang tidak terbuka?

Mereka akhirnya terjebak diam lagi di dalam mobil. Untuk mengusir suntuk, Brian menyalakan DVD. Dia memutar musik dengan suara lumayan keras.

Alunan suara Justin Bieber mengalun merdu di keheningan mereka. Kinsley larut dalam lirik yang dinyanyikan Justin.

Sampai dia jatuh terlelap dan Brian meliriknya. Berharap gadis itu moodnya membaik setelah bangun. Tidak lucu sampai di Chicago malah berantem.

"Tenanglah, akan aku perjuangkan restu orangtuamu," gumam Brian.

***

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh akhirnya Kinsley dan Brian tiba di Chicago. Mereka mencari penginapan karena tidak bisa langsung ke rumah Kinsley.

Kinsley masuk ke dalam kamarnya dengan sempoyongan. Dia merasa tubuhnya sangat lelah. Bahkan tasnya sampai dibawakan Brian.

"Aku mau tidur dulu," kata Kinsley sambil memejamkan mata.

"Iya, nanti akan ada petugas hotel," kata Brian.

Dia meninggalkan kamar Kinsley dan menuju kamarnya yang tepat bersebelahan dengan kamar Kinsley.

Dia harusnya tidak repot-repot melakukan itu sendiri, tetapi Brian ingin terlibat langsung jika menyangkut Kinsley.

Dia memutuskan untuk mandi dan bersantai di kuris santai yang ada di kamarnya.

Dari luar dia bisa melihat pemandangan. Chicago adalah kota yang terakhir kali dikunjungi dua bulan lalu. Dia tidak menyangka datang ke kota ini untuk urusan lain.

Pikiran Brian menerawang jauh. Dia memikirkan masa depannya dengan Kinsley. Tidak terbesit dalam dirinya akan memperhatikan pernikahannya.

Namun, gadis dingin itu berhasil membuat dia berjuang untuk mendapatkan hati Kinsley.

"Dingin-dingin baperan," gumamnya kecil sambil menggelengkan kepala disertai senyum geli.

"Harus aku sebut dia si cantik dan si manis dingin," lanjutnya.

Brian jadi tidak sabar mengkalim Kinsley sebagai miliknya. Sebagai istrinya dan menjadikan gadis itu menyandang nama Santley di belakang namanya.

Namun, untuk mendapatkan itu dia harus mencairkan hati gadis itu. Apalagi mood Kinsley yang suka berubah-ubah.

***

Sore menjelang malam akhirnya Kinsley keluar dari kamarnya. Dia menghampiri Brian setelah bertanya lewat via chat tentang keberadaan pria itu.

Suatu kemajuan Kinsley mengirim pesan lebih dulu kepadanya.

"Baru bangun dari mimpi panjangmu, Nona?" tanya Brian sedikit meledek Kinsley.

Istri Dingin Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang