14

6.7K 228 4
                                    

Kota London saat ini banjir dengan berita pernikahan Aloandra dan Mr. Davis. Media begitu memberitakan dengan heboh pernikahan kedua orang yang memiliki nama itu.

Apalagi acaranya di gelar di salah satu rumah miliader di London yaitu Mr. Hutton. Dalam acara ini digelar begitu mewahnya sampai mendatangkan berbagai jumlah kalangan aktris, model dan selebriti.

Acara itu diliput di TV dan seperti yang terjadi saat ini, tepatnya di sebuah ruang tamu. Saat dia menikmati sepotong roti selai keju dan juga secangkir kopi dia harus melihat raut bahagia orang-orang yang selama ini tidak peduli dengannya.

Klik.

"Aku menunggumu terlalu lama," ujar seseorang membuat dia kaget.

"Kinsley," ucapnya setengah tidak percaya.

"Ya, aku datang." Kinsley menatap datar calon suaminya. "Setiap hari kamu mengatakan akan menjemputku, dan lihat, walau Mr. Andrew tidak protes, tetapi kamu tidak bisa memanfaatkan kerja sama yang terjalin antara Jax Group dengan Santley Group untuk membuatku telat dan datang sesuka hati," protes gadis itu.

Memang benar, Brian membuat Kinsley tidak menentu jam masuknya dan Mr. Andrew tidak protes pun yang lainnya. Mereka akhirnya tahu bahwa Kinsley adalah calon istri dari investor mereka.

Tidak ada yang berani menegur Kinsley, bahkan Mr. Andrew sendiri membiarkannya.

Akhirnya, Kinsley tahu motif di balik kerja sama yang ditawarkan Brian kepada Mr. Andrew. Dia jadi leluasa mengontrol Kinsley. Pria arogansi.

"Aku tidak mau kamu berubah menjadi sebuah patung setelah berita ini," ucap Kinsley dengan nada tegas andalannya.

Brian mengangkat alisnya. "Ya, aku tidak akan berubah menjadi patung. Katakan bagaimana kamu ke sini?" tanya Brian.

"Aku di antar Anne," jawabnya.

"Anne? Lalu, ke mana dia?"

"Dia pergi bekerja. Kau tahu dia banyak pekerjaan akhir-akhir ini. Kontraknya semakin banyak," ucap Kinsley mengingat sahabatnya itu mendadak banjir endors gara-gara tingkah konyolnya yang viral di salah satu media sosial.

"Baiklah, temani aku sarapan," pinta Brian.

"Sebelum ke sini aku sudah sarapan," tolak Kinsley. "Namun, aku akan minum teh," ujarnya berdiri.

Dia berjalan ke dapur dan membuat teh untuknya. Beruntung di dapur masih ada persediaannya.

Brian memang sudah rajin mengisi dapur setelah dekat dengan Kinsley. Padahal dulu dia tidak akan peduli dengan isi dapurnya karena lebih sering delivery.

"Pernikahan kita tidak terasa tinggal seminggu, ya," ucap Brian.

"Hm."

"Aku harap pernikahan kita berjalan dengan normal. Aku akan tetap melakukan yang semestinya suami lakukan pada istrinya."

"Uhukkk!" Kinsley langsung tersedak mendengar penuturan Brian.

Dia paham maksud dari pria itu, tetapi tidak menyangka jika Brian akan mengatakannya di waktu sekarang.

"Kita menikah, itu wajar, 'kan?" tanya pria itu dengan mendesak.

Kinsley menoleh dan memicingkan mata. "Ya, wajar. Bukankah tujuanmu menikahiku memang mendapat penerus perusahaan?" tanya Kinsley santai.

Brian merasa tidak suka dengan perkataan Kinsley, tetapi dia tidak membantah.

Dia memang menikahi gadis itu untuk mendapat penerus sekaligus proyek yang dijanjikan Thomas kepadanya.

Istri Dingin Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang