17

7.2K 262 51
                                    

"Hufhhhhh ...."

Wanita itu menarik napas panjang sebelum mendekat ke arah pria yang tengah duduk di tepi kasur. Tatapan pria itu tertuju lada lantai.

"Brian, minumlah," ujarnya memberikan segelas air.

Brian tidak bergeming membuat istrinya terpaksa berjongkok di depannya. Diraihnya tangan Brian sampai tatapan suaminya hanya tertuju padanya.

"Minum," tawar Kinsley kembali.

Brian mengambil gelas itu dan meneguknya sampai tandas. Lalu, diberikan kembali kepada istrinya.

Saat Kinsley hendak berdiri, Brian menahan tangan Kinsley.

"Untuk di kolam renang aku ... aku--" Tampak sekali Brian susah payah mencari kata-kata untuk menjelaskan yang terjadi di sana.

"Tidak perlu dijelaskan. Sekarang, istirahatlah agar besok kamu bisa berangkat ke kantor. Bukannya kamu bilang mulai besok kamu memegang proyekmu? Jadi, jagalah staminamu," ucapnya.

Kinsley kali ini berlalu tanpa ditahan Brian. Dia memutari kasur dan meletakkan gelas kosong itu di atas nakas.

Dia sebenarnya masih bertanya-tanya perihal Brian yang tiba-tiba ketakutan dan pucat di kolam renang. Hal itu sejujurnya mengusiknya. Apalagi suaminya itu begitu kukuh menjauh dan mengusirnya.

Andai dia tidak berusaha keras untuk memeluk Brian, pria itu masih terus melirih dengan begitu sedihnya.

Brian tiba-tiba menoleh kepada istrinya. Wajah pria itu seperti tidak terjadi apa-apa.

"Aku akan ke ruang kerjaku untuk mempelajari berkas-berkas untuk besok," ucapnya.

"Kenapa tidak istirahat?" tanya Kinsley.

Brian tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa."

Kinsley jelas tahu suaminya berbohong, tetapi dia memilih mengiyakan. Dilihatnya Brian berjalan menjauh memasuki ruang yang yang ditahu sebagai ruang kerja pria itu.

"Hari ini terlalu banyak informasi yang gue terima. Pertama, gue baru tahu kalau suami gue sekaya ini. Kedua, gue baru tahu hubungan keluarga Brian seburuk itu dan terakhir, ini sangat mengejutkan, Brian seperti orang yang putus asa," gumam Kinsley.

Dia berpikir keras antara meminta bantuan Anna atau membiarkan masalah ini terlebih dahulu.

Saat-saat seperti ini, dia gundah saat harus kembali mengingat percakapannya dengan Brian sebelum suaminya itu ke kolam.

Kinsley tersentak. "Gue, 'kan sama Brian tadi bahas soal kantor, terus ...." Matanya membulat seolah menemukan titik terang. "Apa ini ada sangkut pautnya sama gue yang nggak mau resign dari kantor Pak Andrew, ya?" tanyanya.

Mendadak dia merasa otaknya berputar. Terlalu pusing dengan hal yang mengejutkannya.

Kinsley melempar dirinya agar berbaring di atas kasur. Padahal, harusnya setelah balik dari rumah Thomas, dia bisa menikmati waktunya, tetapi justru malah sebaliknya.

"Tau ah! Pusing banget" racaunya sebelum memejamkan mata.

***

Sejak tadi komputer itu menyala. Akan tetapi, pria di depannya sama sekali tidak menyentuhnya.

"Argh! Untung gua nggak terlalu lepas kendali," geramnya frustrasi.

Dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan istrinya jika saja dia lepas kendali. Apa yang dia tutup rapat hampir saja terbuka begitu saja.

Diambilnya ponselnya.

Drrtttt ....

"Halo, Stev."

" ...."

"Aku ingin menemui Elena."

" ...."

"Hm, ya, atur pertemuanku untuknya malam ini."

Tutttttt ....

Brian menyimpan ponselnya. Dia rasa harus menemui Elana sebelum berangkat kerja besok.

Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu, mulai kembali fokus pada komputer di depannya. Kali ini dia tidak membiarkan benda canggih itu menontonnya begitu saja. Tangannya mulai bergerak lincah di atas keyboard.

Sekitar jam tiga sore, Brian baru meninggalkan ruangan. Saat keluar, dia tidak menemukan istrinya di kamar.

Brian akhirnya keluar untuk mencari istrinya karena sekarang dia pun sudah bisa lebih mengendalikan dirinya.

"Apa kalian melihat, Kinsley?" tanya Brian kepada maidnya.

"Nyonya Muda Kinsley ada di belakang, Tuan Muda."

"Hm."

Brian berlalu dan menemui istrinya yang sedang asyik memandang hamparan bunga di sana.

"Menikmati waktu sendiri?" Brian mendekat ke arah istrinya.

"Ya, terkadang sendiri memang lebih menenangkan," balas Kinsley tanpa menoleh ke arah suaminya.

"Benar, tetapi bagaimana ini? Suamimu sedang ingin berdua denganmu. Aku butuh dipeluk," ucap Brian saat mendekatkan bokongnya tepat di samping istrinya.

Sontak perkataannya membuat Kinsley menoleh.

"Ck, ini masih sore," ketus Kinsley.

"Tidak ada aturan suami tidak boleh memeluk istrinya kalau sore. Bebas," sanggah Brian dengan wajah usilnya.

Kinsley menghela napas. Ditatap lekat suaminya.

"Pelukan seperti apa yang kamu inginkan?"

"Pelukan seperti ini--" Brian langsung membawa kepalanya menyandar di bahu istrinya dan memeluk pinggang istrinya.

Sontak Kinsley kaget. Namun, dia berusaha untuk menguasai kembali ekspresinya.

Tangannya pun kini bergerak melingkar. Dipeluknya Brian.

Meski rasanya aneh harus memeluk suaminya di tempat terbuka seperti ini, tetapi ini lebih baik ketimbang harus melihat suaminya bereaksi seperti tadi siang.

"Aku hanya meminjamkan waktu 15 menit untuk merasakan pelukanku. Setelahnya, aku mau mandi," ujar Kinsley.

"Hm." Brian hanya bergumam tidak jelas.

"Brian ...."

Dipanggilnya nama Brian saat pria itu tidak menyahut sama sekali. Bahkan yang terdengar suara deru napas teratur.

"Brian?" Kinsley menunduk untuk melihat wajah suaminya.

Terlihat wajah tenang Brian. Ah, Kinsley mengutuk ketampanan suaminya. Bahkan saat terlelap seperti ini, pria itu mampu memikat hati wanita.

"Apa gue barusan mengakui kalau gue terpikat sama ketampanannya?" batin Kinsley.

Dia membiarkan waktu lima belas menit itu berlalu. Memilih diam dan tidak membangunkan suaminya.

Saat kedua atensinya masih fokus memandang Brian, di situlah kelopak mata Brian terbuka sempurna.

Mereka bersitatap.

"Terima kasih untuk pelukanmu," ujar Brian menarik dirinya.

Kinsley sedikit salah tingkah. Dia berdehem dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Aku mau mandi," ujar Kinsley buru-buru berdiri.

Namun, Brian menahannya. "Mandi bareng aja, ya," tawar pria itu mendapat delikan tajam istrinya.

"Mandi sendiri!" ketus Kinsley.

Dia berjalan cepat meninggalkan Brian. Hal itu membuat Brian mengulum senyum geli.

"Padahal semalam, 'kan sudah .... hahaha," tawanya sambil menggelengkan kepala.

***
Thanks banget Guys untuk jejak dan spamnya.

Jangan lupa follow akun Watppadku, ya.

IG : @aretha_artha
Chanel : Radio Rintik Senja

See you.

Istri Dingin Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang