_____Happy Reading_____
Zee POV
Mungkin dari kalian banyak yang penasaran kenapa aku bisa Nerima gitu aja tentang kebenaran itu tentang mereka yang memberitahu ku bahwa mereka orang tua ku.
Aku juga sebenarnya ingin membenci mereka tapi aku nggak bisa yang benar-benar membenci mereka pasti nanti nya banyak yang akan membicarakan aku pasti aku memaafkan mereka karena kedua orang tua ku orang yang berada anggap saja mereka kaya Raya bagaimana tidak perusahaan dimana-mana dan masih ingat Cafe tempat ku bekerja itu saja salah satu cabang di Jakarta masih banyak lagi yang aku sendiri tidak tau. Tapi bukan itu yang aku mau karena sedari awal aku juga tidak menuntut untuk hidup mewah aku sudah terbiasa hidup dengan segala kekurangan selama 19 tahun.
Nggak salah kan aku yang sudah 19 tahun ingin disayang sama orang tua sendiri. Hidup ku yang dari awal mungkin tidak diinginkan oleh mereka tapi tiba-tiba saat mereka mengetahui aku anaknya dengan senang hati mereka mengakui itu.
Aku nggak tau sebenarnya alasan apa mereka waktu itu membuang ku di panti tapi aku sama sekali nggak mau tau itu biarkan itu menjadi masa kelam ku selama 19 tahun ini. Biarkan aku bahagia untuk saat ini dan nggak tau bahagia yang aku dapat sekarang sampai kapan semoga bisa sampai nanti-nanti. Semoga
Mau tau cerita waktu kecilku nggak sih aku belum menceritakan ini sama siapa pun. Yang aku bilang waktu itu ke orang tua ku belum semuanya.
Waktu umur ku 6 tahun aku sangat senang tidak tahu senang ku yang seperti apa tapi senang aja karena Ibu panti benar-benar menyayangi ku seperti anak nya sendiri sampai-sampai anak yang lain nya iri pada ku jangan kan anak lain pengurus panti yang lain nya pun iri. Aku pernah di kunci di toilet selama 1 hari oleh pengurus panti itu tapi untungnya aku hari itu masih bisa bertahan mungkin Tuhan masih sayang sama aku.
Masih banyak lagi sebenarnya aku di kunciin di toilet, kamar tidur tidak terhitung banyak nya aku di kunciin tapi ya lagi-lagi emang Tuhan masih sayang sama aku.
Waktu di sekolah juga aku sering dapat Bulian dari anak-anak yang punya orang tua lengkap aku masuk sekolah karena mendapat kan beasiswa jangan pikir waktu di panti aku tidak belajar setiap malam sebelum aku tidur aku selalu belajar tanpa diketahui oleh siapa pun sehingga aku sekarang bisa masuk sekolah karena mendapat kan beasiswa. Cacian sudah biasa untuk kudengar tapi aku tidak terlalu memikirkan hal itu karena memang begitu fakta nya aku anak yang emang tidak di inginkan bukan. Terus aku harus membela diri ku seperti apa.
Saat aku susah berumur 11 tahun aku memutuskan untuk tinggal sendiri karena aku merasa sudah tidak kuat lagi selalu di runding oleh pengurus panti selain Ibu panti yang bernama Ibu Winda beliau sangat baik pada ku berkat beliau juga aku masih sanggup bertahan selama ini. Aku selalu di tendang nggak di kasih makan saat Bu Winda lagi keluar kota. Jadi saat aku memutuskan untuk pergi Bu Winda lagi di luar kota waktu itu.
Aku memutuskan untuk bekerja sebagai pengemis dan pengamen di jalan, aku tinggal di bawah kolong jembatan bersama anak-anak seusia ku bahwa banyak preman juga disana. Kita yang harus bekerja sedang kan uang hasil kerja kita di ambil begitu saja hanya menyisakan untuk uang membeli makan dan minum seadanya. Waktu aku lagi jalan-jalan waktu itu ada bapak-bapak yang kecopetan dan alhasil aku yang di tuduh mencopet hingga aku berakhir babak belur dan dilarikan ke rumah Sakit waktu itu aku pikir aku tidak akan selamat tapi lagi-lagi aku bisa selamat dari hal itu.
Aku yang sudah prustasi hampir mengakhiri hidup ku, hampir terjun dari atas jembatan tapi untungnya ada yang menghentikan ku seorang gadis diatas usia ku yang sampai sekarang aku tidak tau nama nya.