____Happy Reading____
Sudah 2 bulan lama nya Zee berkuliah dan tinggal bersama kedua orang tua nya.. Hubungan Zee dan Chika juga masih biasa aja tidak ada yang terlalu spesial untuk kedua nya juga. Zee juga mendengar rumor di kampus kalau Chika susah memiliki gebetan Baru yang Zee sendiri tidak tahu siapa.
Bukan tidak mau peduli, Zee juga sebenarnya ada rasa sakit hati mendengar kabar itu tapi dirinya bisa apa sekarang dia juga bukan siapa-siapa Chika kan.
Untuk keluarga Zee, teman-teman papa dan mama nya juga Zee sudah tahu. Bahkan Zee juga sudah mengenal orang tua Chika yang ternyata sahabat orang tua nya kala mereka memperkenalkan Zee di depan sahabat-sahabat orang tua nya itu.
Sebenarnya tidak ada yang berubah dari kehidupan Zee masih sama, hanya saja Zee sedikit merasa Iri dengan calon adiknya itu bagaimana tidak iri saat dirinya pulang dari kampus bahkan kini Zee lah yang mengurus Cafe tempat nya bekerja dulu Mama nya lebih fokus mengajak calon adiknya berbicara dari pada menanyakan kabar dirinya, bagaimana dengan kuliah dan pekerjaan nya itu.
Waktu kumpul di ruang keluarga juga yang banyak di ajak ngobrol kedua orang tua nya adalah calon adiknya ketimbang dirinya yang hanya diam, duduk mendengarkan obrolan mereka.
"Anak papa didalam sana jangan bikin Mama capek ya" ujar Cio mengajak calon anak nya berbicara begitu juga Shani yang tersenyum melihat interaksi Suaminya dan calon anak nya tanpa melihat ada yang tersakiti diantara mereka.
"Aku pergi dulu" pamit Zee pada orang tua nya
"Mau kemana kamu udah malam gini" tanya Cio murka
"Masih peduli" sindir Zee
"Zee, ini udah malam nggak baik keluar malam-malam gini" ujar Shani lembut masih dengan senyum nya
Zee tidak memperdulikan ucapan kedua orang tua nya itu ia hanya menatap kedua nya setelah itu pergi begitu saja tanpa mendengar kan teriakan Gracio
"Arzeeno kamu kurang ajar ya sama orang tua mau kamu apa hah" marah Cio menahan pergelangan tangan Zee begitu kuat sebelum Zee keluar dari pintu
Shani yang mendengar kemarahan suaminya tidak bisa apa-apa karena dirinya juga takut mendengar suara keras dari suami nya itu
"Zee cuma perlu ketenangan nggak lebih" ucap Zee meringis saat tangan nya di genggaman erat oleh sang Ayah
"Masuk kamar kamu" bentak Gracio
"Mas, jangan keras-keras ngomong sama anaknya" ucap Shani pada Cio
Sudah 2 Minggu ini Zee selalu mendapat kan kekerasan seperti ini. Zee sama sekali tidak melawan kekerasan yang dirinya terima. Toh sedari kecil juga sudah biasa kan mendapatkan kekerasan dari orang lain.
Dirinya sekarang bingung mau bercerita kesiapa. Mau cerita pada Chika tapi dirinya malu dan takut mengganggu aktivitas Chika juga. Alasan Zee bekerja di Cafe milik orang tua nya adalah untuk ketenangan saja supaya tidak mendengar kan pembicaraan kedua orang tua nya dengan sang calon adik.
Zee langsung masuk ke dalam kamar nya begitu saja setelah berhasil melepaskan genggaman tangan dari Cio. Tidak menangis Zee sadar memang sedari awal dirinya juga tidak di butuhkan. Seharusnya dia sadar diri untuk tidak tinggal bersama mereka.
"Jangan terlalu kasar mas sama anak nya kamu mau kehilangan lagi" nasehat Shani
"Tapi dia sekarang udah berani membantah Shan, aku nggak mau anak ku menjadi pembangkang seperti itu" amarah Gracio masih memuncak apalagi tadi pembicaraan nya di abaikan oleh Zee