Bab 1

260 32 0
                                    

Byuuur!

Air dari bekas cucian langsung menimpa gadis yang tengah membaca bukunya, seketika gaun yang ia kenakan basah kuyup, kepala nya mendongak, menatap Bibi nya yang tengah melemparkan tatapan tajam.

"Tidak ada yang menyuruh-mu untuk bersantai-santaian disini!" Ujar Grisye kepada gadis didepan nya.

"Cepat kerjakan pekerjaan yang lain jika kau ingin tetap makan!" Gertak nya seraya memerintah.

"Ba-baik." Gadis itu langsung mengangguk.

Grisye berdecak, setelah itu ia langsung berjalan pergi, sedangkan gadis itu hanya menghela nafas pelan, kepala nya menatap langit biru yang dikerumuni banyak awan, perlahan senyuman langsung terbit diwajah cantik nya.

Dirinya mulai melangkah, meninggalkan tempat pencucian, namun secara perlahan kepalanya kembali menunduk ketika tidak sengaja bersi tatap dengan orang-orang, banyak bisikan-bisikan yang berlomba-lomba untuk masuk ke dalam gendang telinga nya.

Lihatlah gadis aneh itu.

Dia memang cantik, tapi hobby nya hanya membaca buku yang tidak masuk akal.

Kau benar, aku kasihan kepada Grisye karena telah mengurus anak budak sepertinya.

Pantas saja Raja tidak mau menerimanya.

Lagipula dia bukan anak bangsawan.

Ibunya seorang budak bukan?

Astaga, kasihan sekali.

Gadis itu langsung mempercepat langkah nya, meninggalkan kerumunan yang tengah membicarakan nya, perkataan mereka sangat menusuk, seperti sebuah belati panas yang sengaja ditancapkan didalam ulu hatinya, seketika dengan tiba-tiba kedua bola mata nya memanas.

Nafas nya terengah-engah ketika sudah berlari lumayan lama, dirinya berjongkok, menghapus air mata yang sempat keluar.

"Semangat Elle, kau pasti bisa melewati semuanya!" Ujar gadis tersebut, menyemangati dirinya sendiri.

Mulai berdiri, gadis yang bernama Elleza Callista atau lebih sering dipanggil Elle langsung menggerakkan sepasang kaki nya untuk berjalan kearah belakang rumah nya, lebih tepatnya gubuk kecil milik bibinya, terdapat berbagai tanaman yang tumbuh disana, Elle mulai mengambil dan menaburkan pupuk pada sayuran yang baru ditanam nya.

Terik mentari disiang hari harus membuat pelipisnya mengeluarkan buliran keringat, meskipun begitu Elle tetap mengerjakan tugasnya demi mendapatkan makan malam.

"Akhirnya selesai."

Elle mulai mengambil buku yang sempat ditaruh nya diatas tanah, dirinya kembali membaca buku satu-satunya itu, entah sudah yang keberapa ribu kalinya ia terus membaca buku yang sama.

Perpustakaan kecil di desa nya tidak mengizinkan Elle untuk meminjam buku barang satupun, buku yang terus dibacanya itu pemberian dari sang ibu sebelum wanita itu meninggal.

Jadi buku yang sedang dibaca nya itu satu-satunya kenangan dari ibunya.

Semilir angin terasa menerpa permukaan kulit wajah nya, Elle hanya memejamkan mata sambil tersenyum, meskipun banyak masalah yang ditaburkan kedalam hidup nya Elle akan terus bertahan agar tetap tersenyum.

"Indahnya." Gumam Elle pelan, matanya perlahan terbuka melihat pemandangan wilayah kerajaan Aetherland yang begitu subur, dihiasi tumbuhan hijau yang memanjakan mata.

Desa yang sekarang ditinggali nya berada dipinggiran, apa lagi gubuknya berada disisi hutan.

Tapi entah mengapa Elle sangat menyukai nya, meskipun orang-orang nya tidak seindah dengan pemandangan nya.

LOVE AND CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang