"A-apa tidak masalah kita begini?" Elle memejamkan mata karena gugup yang luar biasa.
Arken hanya mengangguk tenang, kebersamaan merapat seperti ini lambat-laun akan menjadi candu baginya.
"Kau sedang sedih, itu akan mengganggu pikiran-ku jika aku biarkan kau tidur sendirian."
"Ta-tapi ini.. "
"Jangan takut, aku tidak akan melakukan apapun."
Arken menjadikan guling di tengah-tengah mereka agar menjadi penghalang, hingga tercipta jarak yang lumayan jauh diantara keduanya, Elle mengerjap, ini terasa aneh, tidur berdua bersama seseorang itu terasa aneh untuk dirinya.
Nyali serta hatinya seperti tengah ditantang oleh sebuah badai, terus saja berpesta-pora didalam sana. Elle merutuki dirinya yang tadi menangis hingga Arken membawa nya kembali ke kamar pria itu dan menyuruh nya untuk tidur bersama.
Ditemani oleh sebuah lilin disaat bumantara di luar telah menggelap, kedua insan itu tidak mengeluarkan suara meski kedua nya belum memejamkan mata, belum ada yang berbuai ke alam mimpi, Arken membelakangi Elle hingga gadis itu tidak tahu bila dirinya masih terjaga.
Sedangkan Elle terus saja menatap langit kamar yang temaram, ingin sekali menceritakan tentang kehidupan dirinya, namun sesuatu yang mengganjal di dada nya seolah membuat lidah Elle kelu ketika ingin membeberkan semua yang menumpuk dikepala nya, tentu sesuatu yang bukan berbau kebahagiaan.
Tidak ada yang manis di hidup nya sebelum menginjakkan kaki di kerajaan Alterniamon.
Merasa dihargai serta di perlakukan sehangat semburan cahaya sang mentari hanya Elle dapatkan disini, tidak ditempat lain.
Sedangkan Arken ia hanya menahan untuk tidak bertanya tentang kesedihan yang menghampiri Elle saat di ruangan tadi, karena Arken yakin, akan ada saat nya Elle bercerita tanpa di minta.
Gesekan ranting di luar jendela seperti suara menyeramkan yang menyapa kedua telinga Elle, gadis itu panik ditempat, kepala nya menoleh ke arah Arken yang tengah memunggungi nya, merasa segan untuk menarik jubah tidur Arken, Elle kembali diam, menelan bulat-bulat ketakutan nya.
Tidak Elle duga selang beberapa detik sebuah guntur menggelegar di langit malam terdengar keras, membuat nya terlonjak dan refleks menjerit, Arken yang jelas belum tertidur langsung bangkit, membuang guling penghalang di tengah mereka ke sembarang arah, lalu menarik Elle agar lebih dekat dengan dirinya.
"Kenapa kau belum tidur?!" Kuku panjang Arken menyelipkan juntaian anak rambut Elle kebelakang daun telinga.
"A-aku kesulitan untuk tertidur."
"Maaf sudah membangunkan-mu... " Sambung Elle merasa bersalah, gadis itu tidak tahu bahwa Arken juga kesulitan untuk menyelami alam mimpi.
"Tidak perlu minta maaf, sebenarnya aku juga belum tidur."
Karena sama-sama belum diperangi oleh rasa kantuk, kedua nya memilih untuk duduk sambil bersandar ke kepala ranjang yang berlapis bantal empuk, Arken membawa kepala Elle untuk bersandar diatas dada nya, meskipun tinggal tulang yang berlapis kemeja, ini terasa nyaman untuk tempat bersandar, untuk menumpahkan segala kelelahan lewat diam, Elle begitu menikmati nya.
"Dewa dingin sekalipun saat jatuh hati dia akan langsung berubah." Ujar Arken seraya menumpu dagu di atas pucuk kepala Elle.
Gadis itu memejamkan mata, terus merasakan usapan lembut di kepala nya. "Dewa Hades* bukan? Yang dipertemukan dengan Persephone* ?"
"Benar, cinta begitu hebat, bisa mengubah segalanya, bahkan kepada manusia berhati batu sekalipun."
Elle tersenyum tipis mendengar perkataan Arken. "Begitulah."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── Sosok Raja Alter yang tidak kenal dengan ampun membuat semua rakyat kerajaan Alterniamon hanya bisa bertekuk lutut dihadapan nya, terbuai dengan kekuasaan membuat dirinya...