Perlahan-lahan kelopak matanya terbuka, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah lampu mewah yang menggantung di langit-langit kamar, samar-samar suara yang begitu dirinya rindukan akhirnya terdengar, kesadaran nya belum terkumpul sepenuh nya, tapi suara merdu yang menyapa kedua telinga nya seakan menyuruh nya untuk bangkit, untuk memeluk gadis yang jelas selalu berkeliaran dibalik benak nya tanpa di minta.
"Narcissus* begitu mencintai dirinya sendiri hingga tenggelam karena terlalu jatuh cinta pada bayangan nya di air... "
"Sebelum dia mati, dia mengatakan... "
"Oh, Lelaki rupawan, aku jatuh hati padamu dalam kesia-siaan. Selamat tinggal."
Elle terperanjat saat dirinya tengah membaca sebuah buku pria disamping nya yang sudah lama tidak sadarkan diri ikut menyambungkan cerita didalam buku yang tengah dirinya baca, buku yang gadis itu genggam hampir saja jatuh, Elle segera menoleh, yang tatapan nya langsung dibalas oleh sorot menghangatkan dari kedua manik hitam milik Arken.
"Elleza." Panggil Arken setelah kedua mata nya terbuka sempurna bersamaan kesadaran penuh kembali datang.
Elle mengerjap berulang kali, lalu beranjak setelah lama duduk diatas kursi tepat disamping ranjang yang kini Arken tiduri, gadis itu mendekat ke arah Arken kemudian menyentuh dahi pria itu lama.
"Demam-mu sedikit lagi turun, sekarang makanlah bubur!" Ujar Elle penuh perhatian.
Saat gadis itu hendak pergi, Arken menahan sebelah lengan nya agar Elle tetap berada diposisi.
"Biarkan pelayan yang membawanya kemari, kau diam lah disini. Temani aku."
Elle menggenggam lengan Arken yang semula menahan tangan ramping nya, wajah gadis itu meredup dengan air muka yang mulai berubah. "Karena aku kau jadi terluka seperti ini... Sampai kau tidak sadarkan diri beberapa hari... Maaf... "
Arken terdiam beberapa detik, kepala nya menggeleng dengan senyuman yang terukir diwajah nya. "Lupakan, yang jelas salah disini adalah aku".
Dapat Arken pandang bekas luka di pipi Elle. "Kau yang pertama terluka, jadi ini salah-ku!"
Arken susah payah merubah posisi tubuh nya hendak duduk, dengan gerakan cepat Elle membantu pria itu dan menaruh bantal di kepala ranjang agar Arken duduk dengan nyaman.
"Apa aku terbilang egois setelah membuat-mu sakit hati aku meminta-mu untuk tinggal disini?" Ujar Arken seraya memandang lekat gadis dihadapan nya yang tengah duduk manis.
Elle menggeleng. "Tidak, itu tidak egois karena aku sudah memaafkan-mu, dan aku juga ingin tinggal bersama kalian disini... Karena hanya kalian yang mau menerima orang seperti-ku."
Arken tidak bodoh, meskipun takdir mengubah dirinya menjadi buruk rupa Arken sungguh menyimpan akal sehat dikepala nya, ia langsung paham ketika mendengar Elle berujar, bahwa hidup gadis itu tidak sedang baik-baik saja.
Lantas Arken menepuk ruang kosong disamping nya, menyuruh Elle untuk duduk di sana. "Pindahlah kesamping-ku, aku akan sedikit berbagi cerita kepada-mu."
Elle menurut, lalu duduk disamping Arken yang menarik selimut lembut agar membungkus setengah tubuh mereka.
"Aku sudah tahu." Ujar Elle lebih dulu. "Selama tiga hari kau tidak sadarkan diri, Lèiv menceritakan semua kisah tentang kerajaan ini, dan semua yang ada didalam nya."
Arken menoleh, menatap Elle dengan sebelah alis naik ke atas. "Dan setelah mengetahui semua fakta itu, kau tidak pergi?"
"Untuk apa?" Kini giliran Elle menaikkan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
Фэнтези[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── Sosok Raja Alter yang tidak kenal dengan ampun membuat semua rakyat kerajaan Alterniamon hanya bisa bertekuk lutut dihadapan nya, terbuai dengan kekuasaan membuat dirinya...