Bab 2

204 30 5
                                    

Apa dia orang nya?

Sepertinya, kuharap dia orang nya.

Lihatlah dia sangat cantik.

Apa kau sudah menyembuhkan luka nya?

Tentu, aku sudah memoleskan ramuan nya.

Ah lihatlah-lihat, dia mulai sadar.

Secara perlahan kelopak mata itu terbuka, menampilkan iris mata nya yang se-cokelat madu, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya disekitar nya, seketika mata nya langsung terbuka dengan sempurna, dirinya mulai beranjak untuk duduk, menyandarkan tubuhnya dibahu ranjang.

"Hai Nona." Ujar makhluk didepan nya sambil melambaikan tangan.

Sedangkan Elle hanya diam, menatap makhluk yang pertama kali di lihat nya tengah tersenyum ke arah nya, setelah sadar dirinya langsung terlonjak kaget.

"SIAPA KALIAN?!" Teriak Elle kaget sambil mengayunkan bantal untuk memukul makhluk didepan nya, pukulan yang sangat kuat hingga mereka semua tersungkur.

Elle segera turun dari atas ranjang, namun dirinya meringis ketika merasakan sebelah kakinya terasa sakit dan perih.

"Tenanglah Nona." Ujar salah satu dari mereka sambil berjalan pelan ke arah Elle.

"Jangan mendekat!" Elle mulai menubruk dinding dibelakang nya, sedangkan makhluk didepan nya terus berjalan.

"Berhenti, atau aku akan memukulmu!" Ancam Elle sambil mengarahkan bantalnya ke depan.

"Baiklah-baik." Ujar Makhluk itu berhenti sambil mengangkat kedua tangan nya ke atas udara.

Mata Elle menatap ruangan yang terkesan mewah sekaligus menyeramkan, beralih menatap makhluk aneh dihadapan nya yang berjumlah empat, Elle langsung menyipitkan mata.

"Apa kalian jahat?" Tanya nya hati-hati.

Makhluk tersebut menghela nafas pelan. "Jika kami jahat kami tidak mungkin menyelamatkan-mu Nona."

"Lèiv benar." Sahut teman makhluk itu sambil keluar dari tempat persembunyian nya, karena takut dipukul lagi oleh Elle. "Tenang saja Nona, kami semua tidak akan menyakitimu."

Elle menelan ludah nya sebentar, dari wajah mereka sepertinya benar, kakinya mulai bergerak pelan kearah ranjang, Elle kembali mendudukkan dirinya disana.

"Apa kalian bukan manusia?" Tanya Elle kemudian.

"Dulu nya kami manusia." Sahut salah satu dari mereka yang dibalas senggolan oleh teman nya.

"Tidak, lupakan saja apa yang dia katakan." Mahkluk yang sempat mendapatkan pukulan yang paling keras membuka suara.

Elle hanya mengerjapkan matanya berulang kali, antara bingung dan tidak mengerti.

"Apa aku boleh tahu nama kalian?" Tanya Elle pelan.

"Tentu saja." Balas salah satu makhluk itu sambil menaiki ranjang disusul oleh teman-teman nya.

"Perkenalkan Namaku Lèiv Francoise." Ujar makhluk Dwarves tersebut yang bernama  Lèiv.

"Dan ini adalah Damian." Sambung nya seraya menunjuk teman nya yang mendapatkan pukulan yang paling keras.

"Yang memakai syal itu adalah Rebecca." Ujar Lèiv menunjuk Dwarves perempuan yang paling ujung, dan hanya satu-satunya yang memakai gaun kecil.

"Dan yang terakhir Daren." Sambung Lèiv kepada Dwarves yang paling dingin diantara mereka.

"Salam kenal Nona." Ujar semua nya sambil menundukkan diri didepan Elle.

LOVE AND CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang