Bab 18

146 21 6
                                    

Elle mengerjap berulang kali dengan pandangan setia terikat kepada pantulan dirinya didepan cermin, saat ini yang bisa Elle lakukan hanya diam, meski ia sendiri tengah kebingungan dengan perlakuan Rebecca serta Helena yang sibuk mendandani nya, tak lupa wanita-wanita kurcaci itu memilihkan gaun untuk dirinya pakai, dua wanita itu berbagi tugas, Rebecca mulai naik ke atas kursi lalu menyisir rapi surai Elle setelah tergerai.

"Bolehkah aku yang menentukan gaya rambutmu Nona?" Tanya Rebecca seraya memandang wajah Elle dari pantulan cermin.

"Silahkan."

Rebecca menyisir surai Elle sambil bersenandung ringan, Elle yang sedari tadi memilin jari-jemari nya mulai diserang rasa penasaran.

"Sebenarnya apa yang akan terjadi? Kenapa tiba-tiba mendandaniku seperti ini?"

Helena yang sudah menentukan gaun yang malam ini akan Elle kenakan segera menghampiri gadis itu yang setia diam.

"Yang mulia tidak memberitahumu?"

"Tidak, Arken tidak memberitahuku apapun selain menyuruhku untuk bersiap-siap."

Helena berdehem sambil prangas-pringis. "Rupanya yang mulia mempersiapkan kejutan untuk dirimu Nona Elle."

"Benarkah?"

Entah mengapa, setelah mendengar Helena berujar, Elle tiba-tiba merasa tidak sabar ingin bertemu bersama Arken.

"Selesai!" Seru Rebecca seusai menata rapi rambut Elle yang digelung, lalu disematkan hiasan bunga di sela-sela gelungan surai gadis itu.

"Kalau begitu mari kita pakaikan gaunnya!"

Elle beranjak kemudian berdiri di tengah ruangan itu, Helena memakaikan gaun nya dari bawah lalu ditarik keatas oleh Elle sendiri, sebab tinggi kedua wanita kurcaci itu hanya sebatas lutut nya.

Gaun merah yang melekat ditubuh Elle tampak pas, gadis itu terlihat cantik dengan wajah sedikit dihias, lalu surai yang digelung membuat kulit pundak nya terlihat kontras berserta punggung bagian belakang.

"Ah ya Tuhan! Kau sangat cantik Nona!"

Di ruangan itu Helena tidak berhenti berteriak kehebohan, Rebecca hanya geleng-geleng kepala, jari-jari Elle mendingin ketika gadis itu lagi dan lagi disergap kegugupan, dengan memakai gaun seperti ini, apa dirinya sanggup bersi tatap bersama Arken? Elle tidak bisa membayangkan nya.

"Mari kita keluar!" Ujar Helena yang keluar lebih dulu kemudian disusul oleh Elle dan Rebecca dibelakang nya.

"Ke-kenapa aku tiba-tiba merasa takut ya?"

Helena dan Rebecca tertawa pelan ketika mendengar Elle bergumam.

"Tenang Nona, yang mulia tidak akan macam-macam saat melihat Nona Elle secantik ini." Rebecca semakin menggoda Elle membuat gadis itu langsung menunduk.

Memakan waktu yang cukup lama, langkah Helena berhenti diambang pintu yang mana pintu kembar nya sudah terbuka lebar, Elle ikut berhenti, kepala nya perlahan mendongak, sontak sepasang matanya menangkap lampu-lampu berkilau memenuhi seisi langit aula, terlihat indah saat cahaya nya tumpah ke atas marmer istana, dan ditengah-tengah aula tersebut ada sosok yang tengah membelakangi nya.

Tanpa memakai jubah serta tudung seperti biasa nya, hingga memperlihatkan luka-luka mengerikan diatas tengkuk nya, lalu surai hitam pekat nya yang memanjang hingga batas leher, sosok dihadapan nya jelas memperlihatkan rupa aslinya malam ini.

Dia adalah Arken.

Elle terpaku diambang pintu, hingga Rebecca mendorong nya, membuat Elle memaksakan kaki nya untuk melangkah, disisi aula tepat dibelakang juntaian gorden yang menghantar panjang, Lèiv dan Damian dibuat terpukau saat melihat kehadiran Elle.

LOVE AND CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang