Bab 11

160 19 3
                                    

Suara burung hantu berkawan angin liar menampar permukaan kulit untuk bergetar takut, awan tebal saling berkerumun menghalau sinar rembulan yang hendak menembakkan cahaya nya ke permukaan tanah berselimut salju, seusai berlari cepat dan berjalan jauh dari kawasan Alterniamon, Elle memelankan langkah nya seraya memegangi sebelah pipi nya yang terus mengeluarkan darah segar, bibir nya tidak henti mengeluarkan isak tangis, langkah gadis itu semakin melambat ketika udara dingin semakin memeluk tubuh.

"Pulang... " Elle segera menggelengkan kepala.

"Tidak... Jika aku pulang Bibi akan marah dan menyiksaku!"

Gadis itu benar-benar menggigil disertai tangisan pilu ditengah malam, akhirnya lutut Elle meluruh kebawah, tangan nya saling menyilang dipuncak lutut, menyanggah dagu kecil yang di lelehi air mata serta cairan merah, luka cakar yang Arken berikan di pipinya menciptakan rasa perih, beruntung Elle sudah sering mendapatkan nya, jadi ia bisa menahan nyeuri itu dengan tangisan.

Butiran-butiran salju terjun dari ujung dahan pohon, gelombang angin semakin hebat menerkam Elle yang hanya memakai gaun panjang polos merah muda, tanpa gadis itu sadari, sekelompok harimau dibalik semak-semak tengah mengintai nya dengan tatapan lapar, kaki besar hewan buas itu bergerak, menapak diatas salju tebal, geraman rendah nya bisa ditangkap oleh kedua telinga Elle meski samar-samar terdengar.

Dari posisi berjongkok nya ditengah hutan, Elle beranjak lambat, hati-hati dirinya menoleh ke arah belakang, dan sepasang mata nya dipertemukan dengan tiga ekor harimau berbulu putih halus.

Hewan itu tidak jinak dan jelas liar.

Elle menjerit ketika satu dari ke-tiga binatang itu menerjang dirinya, dengan gesit Elle menghindar, terkesut-kesut Elle menggerakkan kakinya untuk segera kembali berlari, tapi baru beberapa detik kakinya melaju, Elle meraung-raung dalam hati saat sebelah kakinya terpaut dengan ranting yang terdampar diatas tanah salju, gadis itu semakin menangis hebat ketika kakinya tak kunjung terlepas.

"Kumohon.... Tolong aku... " Elle bergumam lirih melihat wujud harimau semakin mendekat dengan mulut siap melahap dirinya.

Gadis itu menjerit sambil menghalangi wajah menggunakan sebelah lengan ketika harimau dihadapan nya kembali menerjang, selang beberapa detik Elle merasakan kehadiran seseorang yang tidak terasa asing tengah melindungi nya, menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng untuk melindungi Elle.

Dia adalah Arken.

Elle menjauhkan lengan yang menutupi wajah nya lalu menengadah, memandang Arken yang berhasil menghempaskan harimau tadi yang hendak memakan nya, Elle tidak bisa berkata-kata, mendadak lidah nya terasa kelu, anggota tubuh nya serempak tungkap hingga membisu sepenuh nya.

Arken berbalik, tatapan nya meredup, menyorot hangat kebawah, kearah gadis nya yang tengah terduduk lemas dengan linangan air mata memenuhi kedua pipinya.

"Maaf... " Arken mulai berjongkok, ikut menyamai tinggi Elle, lalu dengan mudah melepaskan kaki Elle yang terpagut ranting hingga sulit untuk berdiri.

"Maafkan aku Elleza... "

Pandangan mereka saling bertubrukan, Arken menggerakkan tulang ibu jari nya untuk mengusap sudut mata Elle yang masih menerjunkan linangan cairan bening.

"Elleza... "

Tanpa berpikir panjang Elle langsung mengangguk sambil menundukkan kepala. "A-aku memaafkanmu."

Arken jelas tertegun, semudah itukah Elle memaafkan dirinya yang sudah melukai gadis itu? Luka yang merobekan hati serta kulit.

Luar dalam gadis itu tersakiti oleh nya.

LOVE AND CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang