"Padahal beberapa hari yang lalu dia tidak menyetujui pendapat-ku." Ujar Lèiv membuat Damian yang berada disamping nya melotot.
"Yang kau bicarakan itu yang mulia Raja!"
Lèiv hanya menghembuskan nafas malas, pria itu memiliki sikap yang kurang baik, namun sikap itu hanya hidup saat dirinya tidak berdekatan bersama Arken, Lèiv jarang bersikap hormat kepada Arken jika pria itu berjarak sangat jauh dengan dirinya.
Sedangkan Daren, dia hanya menatap pemandangan dibawah nya dengan begitu serius, dimana Elle dan Arken masih bermain kucing-kucingan, kedua insan itu masih saling mengejar.
Ke-tiga pria kurcaci itu kini tengah berdiam diri disalah satu menara kerajaan Alterniamon, hanya untuk memantau Raja mereka.
"Aku merasakan jika Nona Elle memiliki perasaan kepada yang mulia saat mereka pertama kali bertemu." Ujar Damian, berdiri sambil memeluk pagar menara.
"Memang, karena hari ini mereka baru bertemu." Balas Lèiv sambil menatap Damian dengan tatapan yang sulit diartikan, pria yang satu itu memiliki otak dibawah rata-rata.
"Semoga saja dugaan-mu benar." Sambung Lèiv kemudian.
Tentu semua nya sangat berharap seperti perkataan yang keluar dari bibir Damian, namun semua nya bergantung kepada Raja mereka, jika Arken berhasil memikat hati Elle, maka semua nya akan segera bebas.
"Soal yang tadi, memang nya kau mengeluarkan pendapat seperti apa kepada yang mulia?" Tanya Damian mengingat perkataan Lèiv yang beberapa detik terlontar.
"Tentang mendekati Nona Elle, dia bilang jika gadis itu bukan kunci nya, yang mulia sempat menyerah sebelum melangkah, dan ini pertama kalinya bagiku melihat yang mulia seperti itu." Imbuh Lèiv menjelaskan, bibir nya ikut terangkat ketika melihat Elle semakin tertawa lepas saat Arken melemparkan beberapa bola salju kearah nya.
"Mungkin kegelapan yang sudah lama melekat membuat yang mulia seperti itu." Sahut Daren yang sedari tadi diam.
"Mungkin aku setuju." Lèiv mulai melompat setelah duduk lumayan lama di atas pagar menara. "Lebih baik kita segera berlatih, aku tidak ingin kalian melupakan pelajaran berpedang karena sudah lama menjadi seorang Dwarves."
"Tentu saja tidak, karena kita sering melakukan nya, sangat mustahil jika aku melupakan nya." Ujar Damian bersemangat.
"Meskipun kita tidak pernah dikunjungi oleh musuh, berlatih berpedang harus terus berlanjut." Sambung nya.
Lèiv langsung melambaikan tangan nya tanda agar Damian segera ikut bersama nya. "Ya, ya, Tuan Damian."
"Hey! Kau juga harus ikut." Sambung Lèiv kepada Daren yang terus terpaku kepada pemandangan dibawah nya.
Daren langsung berbalik, mengikuti langkah Lèiv yang beranjak pergi, namun dirinya menatap sekilas kearah Arken, setelah itu Daren langsung berjalan sambil tersenyum tipis.
"Yang mulia sangat bahagia."
•••
Elle terus berbelok, menghindari serangan dari Arken yang terus melempari nya salju, namun tanah nya yang licin membuat kaki nya tergelincir, Elle memekik ketika tubuh nya mulai limburg ke bawah.
"Kyaaaaaaa!"
Matanya terpejam erat, namun Elle tersentak ketika pergelangan tangan nya ditarik dari arah belakang, tarikan yang begitu kuat hingga tubuh kecil Elle yang tadinya ingin mendarat diatas tanah langsung berputar dan berakhir mendarat diatas dada bidang milik Arken.
Arken segera menarik Elle ketika melihat gadis itu tergelincir, Elle mulai membuka matanya perlahan, tangan nya terasa menyentuh sesuatu yang keras, namun ditutupi oleh sebuah kemeja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
Fantasia[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── Sosok Raja Alter yang tidak kenal dengan ampun membuat semua rakyat kerajaan Alterniamon hanya bisa bertekuk lutut dihadapan nya, terbuai dengan kekuasaan membuat dirinya...