Elle menatap pantulan dirinya di depan cermin, sangat jelas berbeda, gaun indah yang sering dipakai oleh para bangsawan wanita kelas atas kini melekat ditubuh nya, namun mata Elle menatap kearah lengan nya yang diperban, akibat dirinya yang jatuh dari tebing.
Tentu butuh waktu yang lumayan lama untuk menunggu luka itu sembuh.
Setelah mengikat surai Elle dengan sempurna, Rebecca turun dari atas kursi, tersenyum cerah ketika melihat Elle yang sudah siap, gadis itu terlihat sangat cantik, meskipun wajah nya hanya ditaburi sedikit riasan.
"Ayo kita keluar Nona Elle." Ajak Rebecca sambil menggenggam jari-jemari Elle.
Elle hanya mengangguk sambil mengikuti Rebecca berjalan. "Kenapa aku harus memakai pakaian ini? Apa ada sesuatu yang penting sampai kau melakukan ini semua?"
"Ya, karena ada seseorang yang ingin bertemu dengan-mu." Rebecca menunduk sambil tersenyum tipis, "seseorang yang begitu spesial."
"Spesial?" Dahi Elle mengerut bingung.
"He'em, dia— maksud-ku yang mulia ingin bertemu dengan-mu."
"Yang mulia?" Elle tampak terkejut. "Jadi kau merias dan memakaikan-ku gaun karena aku akan bertemu dengan Raja yang berada di kerajaan ini?"
"Ya."
Elle menggigit bibir dalam nya takut, Rebecca yang melihat raut wajah Elle berubah langsung mengusap tangan nya pelan.
"Tenang saja, yang mulia tidak begitu jahat." Ujar Rebecca menenangkan. "Yang mulia hanya sedikit tegas."
"Apa dia seperti kalian? Menjadi kurcaci?"
Rebecca hampir terjungkal ketika mendengar perkataan Elle.
"Ti-tidak, yang mulia bukan kurcaci seperti kami."
Elle memiringkan kepala nya bingung. "Lalu?"
Rebecca hanya balas dengan senyuman, membuat kedua alis Elle kembali mengerut karena bingung, jika Rebecca katakan yang sebenarnya dia takut bila Elle tidak mau sarapan dengan sang Raja.
"Kau akan tahu setelah menemui nya." Ujar Rebecca kemudian.
"Emm.. Baiklah."
Akhirnya Elle sudah sampai didepan pintu yang dijaga oleh dua prajurit, tentu saja mereka seperti Rebecca, dengan fisik yang sama.
Kedua prajurit kurcaci itu membungkukkan badan nya sekilas, setelah itu mereka langsung membukakan pintu nya.
"Masuklah, yang mulia sudah menunggu-mu." Ujar Rebecca mendorong kaki Elle, membuat gadis itu terpaksa untuk masuk ke dalam.
Elle menelan ludah nya gugup saat sudah berada didalam, ruangan yang tengah ditempati nya sangat gelap, cahaya dari lilin diatas meja menjadi satu-satunya penerangan di ruangan tersebut.
Apalagi pintu besar dibelakang nya sudah tertutup rapat.
Elle mulai berjalan kearah meja panjang didepan nya, aura disekitar nya terasa mencekam, Elle menggerakkan kepala nya kesana-kemari, dirinya mulai duduk, tangan nya meremas gaun dengan erat, Elle tidak tahu harus melakukan apa, jika dirinya makan terlebih dahulu takut jika sang Raja akan memarahi nya.
Lagi pula Elle tidak menyangka jika pemimpin kerajaan yang ditempati nya masih ada.
Setelah beberapa menit menunggu, Elle berniat untuk membuka suara.
"A-apa disini ada orang?"
Elle takut jika ruangan nya salah tempat.
Namun mata nya langsung menyipit ketika Elle melihat sebuah bayangan hitam didekat sebuah kursi, letak kursi itu sangat berjauhan dari tempat dimana dirinya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── Sosok Raja Alter yang tidak kenal dengan ampun membuat semua rakyat kerajaan Alterniamon hanya bisa bertekuk lutut dihadapan nya, terbuai dengan kekuasaan membuat dirinya...