Elle mengaduk-aduk bubur yang tertaruh diatas pahanya, meniup-niup bubur tersebut yang masih mengeluarkan kepulan asap, perlahan gadis itu mengarahkan sesendok bubur kedalam mulut Arken setelah dirasa tidak terlalu panas.
"Bagaimana?" Elle memerhatikan raut Arken dengan intens.
"Enak."
Elle mengangguk, beberapa menit yang lalu Rebecca datang untuk menyerahkan semangkuk bubur, tanpa berkata apapun dengan disemati senyum tipis Rebecca kembali keluar, yang kini kamar luas itu ditinggali oleh mereka berdua, tanpa kehadiran siapapun lagi, hanya benda mati yang menemani.
Salju turun dengan bringas, membadai seluruh wilayah Alterniamon, menambah hawa dingin yang lebih ekstrim dari biasanya, bahkan kini, Elle memakai dua mantel sesuai perintah Arken, orang-orang kerajaan sudah terbiasa dengan hawa dingin yang setia mendera, tapi beda halnya dengan Elle.
Dari kaca bening yang tidak dihalangi tirai, lewat mata kelam nya Arken dapat melihat jelas tampilan dari pemandangan luar yang putih bersih karena kuat nya gumpalan salju menghampiri.
Pria itu menahan sendok berisi bubur yang akan masuk kedalam mulut nya. "Cukup!"
Seketika Elle merasa khawatir. "Apa bubur nya jadi tidak terasa enak?"
Arken terkekeh pelan. "Bukan, justru buburnya semakin terasa enak saat kau yang menyuapi nya."
Elle terkelu dengan semburat merah tipis-tipis memenuhi wajah nya.
"Hanya saja aku sudah kenyang." Sambung Arken seraya bergerak untuk meraih segelas air di samping nya— tepat di atas meja bundar disamping ranjang.
Namun dengan gesit Elle segera mengambil nya, mendahului Arken yang baru bergeser.
"Ini."
Seusai memberikan segelas minum, Elle menaruh sisa bubur didalam mangkuk ke atas meja, kemudian kembali duduk disamping Arken yang tengah menatap lekat kearah jendela, memperlihatkan salju-salju yang masih bertaburan di udara.
"Kurasa aku sudah sembuh." Ujar pria itu tiba-tiba.
"Tidak, kau pasti masih lemas setelah beberapa hari pingsan!" Elle dengan kuat menarik Arken kembali yang hendak beranjak.
"Ayo kita berjalan-jalan!" Ajak Arken.
Tentu Elle mendelik. "Di luar tengah ada badai!"
"Kita akan membentari seisi kerajaan, bukan pergi ke luar!"
"Tapi kau belum sembuh total!"
Arken tidak suka dibantah, dan ini pertama kalinya ada yang berani melakukan hal itu kepada nya, ditatap nya Elle dengan mata menyipit serta alis saling menaut.
"Kita keluar sekarang!" Perintah nya mutlak.
Belum juga Elle membalas, Arken sudah lebih dulu menggenggam kuat-kuat tangan kecil gadis itu agar ikut bersama nya, setelah berhasil melewati pintu kamar, Arken berbelok tanpa mengetahui air muka Elle yang tampak kesal.
"Tidak! Tidak! Tidak! Kita kembali ke tempat tidur! Sekarang juga!" Seru Elle yang jelas khawatir dengan kondisi Arken.
Pria itu baru sadarkan diri, tidak seharusnya berkeliaran kesana-kemari, alih-alih mendengar, Arken justru menulikan pendengaran, tidak membuka telinga untuk mendengar Elle yang terus berceloteh.
"Ken! Cepat kembali ke tempat tidur!"
"Hey!"
Arken terus membawa Elle ke suatu tempat, para prajurit yang tidak sengaja menangkap wujud sang Raja di buat terkejut bukan main, bukan saat melihat Arken menggandeng seorang gadis, melainkan senyuman yang terpatri diwajah pria itu. Karena pertama kali nya Arken menampilkan senyuman sebahagia itu, tanpa paksaan, dan ia menyunggingkan senyuman sesuai dengan suasana hatinya yang kini berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
Fantasia[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── Sosok Raja Alter yang tidak kenal dengan ampun membuat semua rakyat kerajaan Alterniamon hanya bisa bertekuk lutut dihadapan nya, terbuai dengan kekuasaan membuat dirinya...