"Itu adalah tempat dimana semua kuda yang kupelihara ada di sana." Tunjuk Arken kearah sebuah tembok yang terhalang oleh pepohonan.
Elle membalas nya dengan anggukan pelan, tatapan nya beralih kearah sebuah bangunan kecil yang menarik perhatian nya.
"Lalu, tempat apa itu?"
Melihat arah tunjuk jari lentik Elle, seketika raut wajah Arken langsung berubah, tatapan nya terlihat meredup, Elle yang menyadari itu langsung menggigit bibir bawah bagian dalam nya kuat.
"Sepertinya aku menanyakan hal yang salah."
"Tidak." Balas Arken. "Itu adalah tempat dimana aku selalu membaca buku." Ujar nya kemudian.
"Membaca buku?" Tanya Elle terdengar antusias, jika berkaitan tentang buku sudah tidak aneh baginya.
Arken mengangguk, sedangkan Elle, terlihat sebuah senyuman cerah terukir di wajah cantik nya, tubuh nya bergeser agar lebih dekat dengan makhluk di samping nya itu.
"Kau pasti sangat suka membaca buku."
"Hmm, tapi itu dulu, sekarang tidak pernah." Tatapan Arken terlihat kosong seketika, hanya terdapat kegelapan didalam sana.
Elle mengusap punggung tangan milik Arken yang terasa begitu dingin, usapan pelan itu menghantarkan kehangatan kepada Arken, membuat kedua mata milik pria itu terpejam.
Dirinya sangat merindukan kehangatan, bukan dari api, melainkan dari seseorang, karena selama ini hanya kedinginan serta kesunyian yang menemani hidupnya.
"Aku sangat suka membaca buku." Ujar Elle tanpa menunggu pertanyaan dari Arken.
"Tapi buku yang kubaca tetap sama, tidak pernah berubah."
Kelopak mata Arken terbuka, iris mata nya berlabuh menatap Elle yang menghentikan usapan nya.
"Kenapa? Dunia ini sangat mustahil jika kehabisan buku."
Kepala Elle tertunduk dengan begitu dalam, raut wajah nya berubah murung. "Kau benar dunia sangat mustahil jika kehabisan buku, tapi dunia juga tidak pernah kehabisan manusia yang serakah."
Perkataan itu, berhasil membuat hati Arken tertohok, seperti tertancap sebuah duri yang sayang nya tidak bisa di lihat oleh sepasang mata, perkataan Elle berhasil membuat dirinya teringat akan kejadian 9 tahun silam.
Dimana pertama kali penyesalan nya datang.
Angin berhembus liar membuat butiran salju terombang-ambing tak menentu, hingga butiran putih itu mendarat diatas juntaian surai Elle, Arken masih nyaman menatap Elle yang masih menundukkan kepala nya, perlahan tangan nya bergerak, dengan kuku tajam nya Arken mengangkat kepala Elle hingga gadis itu membalas tatapan nya.
"Aku akan memberikan buku sebanyak yang kau mau." Ujar Arken dengan senyuman tipisnya, meskipun begitu, taring mengkilat nya masih tetap terlihat.
Kedua bola mata Elle membulat dengan sempurna, keterkejutan begitu terlihat kentara di wajah cantik nya, dengan berbinar-binar Elle menggenggam kedua tulang tangan milik Arken.
"Kau serius?!" Pekik nya.
Arken membalas dengan anggukan singkat. "Hmm."
Perasaan bahagia begitu membuncah didalam hatinya, Elle benar-benar senang.
Saking senang nya Elle ingin meraup seluruh salju yang terdampar diatas halaman kerajaan Alterniamon.
"Kalau begitu aku ingin buku nya sekarang!" Ujar nya kemudian.
Sebelah alis Arken terangkat sedikit. "Sekarang?"
"Iya, boleh kan?"
"Tentu saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND CURSE
FantasiaDILARANG MENYALIN/MENIRU/MENGAMBIL SEBAGIAN MAUPUN SELURUH ISI DARI CERITA INI. ──────────── Setelah dihukum menjadi monster karena kekejamannya, Arken menemukan satu harapan: cinta sejati. Ketika seorang gadis mendekati hatinya yang beku, akankah k...