Bab 5

192 25 2
                                    

Elle memutar tangan nya, seakan-akan membuat sesuatu diatas udara, bola mata gadis itu menatap pemandangan sebuah kota yang sudah tertelan oleh gumpalan salju.

Dirinya tidak bisa melihat dengan jelas karena cahaya bulan tidak terlalu bersinar, terhalangi oleh sekerumunan awan gelap.

Elle belum memejamkan mata untuk memasuki alam mimpi, dirinya tengah duduk diatas karpet merah, karena letak jendela nya tidak terlalu tinggi, jadi Elle bisa duduk sambil menatap pemandangan kota.

Dengan meletakkan kepala serta sebagian tubuhnya diambang jendela yang dibiarkan terbuka, meskipun salju terus menerus turun tanpa henti, Elle tidak merasakan dingin sedikitpun, dan aneh nya ia malah menyukainya.

"Seharusnya sekarang sudah musim panas." Gumam nya pelan.

Elle merentangkan ke-dua tangan nya ke depan, terasa dingin ketika butiran salju mendarat diatas telapak tangan nya, hingga decitan pintu terdengar, menampilkan dua kurcaci yang menatap kamar itu dengan mata melebar.

"Astaga gelap sekali." Ujar Rebecca sambil berjalan masuk.

Elle langsung berdiri, tersenyum menatap Rebecca dan Helena yang tengah mencari sebuah lilin.

Namun tidak lama sebuah cahaya muncul ketika Lèiv datang sambil membawa lampu lilin.

"Apa kau tidak takut Nona Elle?" Tanya Helena saat melihat Elle mulai mendudukkan dirinya diatas ranjang.

"Tidak."

"Kenapa kau belum tidur?" Rebecca bertanya sambil memasukkan beberapa gaun yang dibawa nya.

"Mungkin karena aku belum mengantuk."

"Padahal ini sudah larut." Lèiv meletakkan lampu lilin nya di atas meja yang berdekatan dengan tempat tidur Elle. "Selesai."

"Jangan tidur terlalu malam Nona Elle." Ujar Lèiv sambil keluar dari ruangan itu.

"Dia hanya ingin membawakan ini kepadaku?" Tanya Elle sambil menyentuh lampu lilin yang ditutupi oleh sebuah kaca.

"Karena dikamar ini tidak ada cahaya." Rebecca mulai menaiki ranjang dengan susah payah, di ikuti oleh Helena.

"Apa kau ingin kami membacakan dongeng? Atau menyanyikan lagu tidur?" Tanya Helena membuat Elle langsung tertawa.

"Astaga aku bukan anak kecil."

"Kalau begitu segera tidur!"

"Baiklah aku akan tidur." Elle mulai menarik selimut nya, namun alis nya mengerut ketika melihat Helena dan Rebecca masih diam ditempat. "Apa kalian tidak akan pergi?"

"Kami akan menunggumu sampai kau tidur." Ujar Helena sambil mengusap punggung Elle dengan pelan.

Sedangkan Rebecca memijat kaki mungil gadis itu, Elle merasa tidak enak, baru akan membuka mulut untuk menolak, Helena sudah lebih dulu memotong.

"Tidurlah, tidak ada bantahan!"

"Kalian sangat baik." Ujar Elle seraya membaringkan tubuhnya, matanya mulai terpejam.

Tidak lama Helena dan Rebecca mulai mendengar nafas teratur dari Elle yang sudah terlelap.

"Dia sudah tidur sekarang." Ujar Helena, menarik selimut agar seluruh tubuh Elle terbungkus.

Rebecca turun dari ranjang, berjalan kearah jendela yang masih terbuka, dirinya langsung menutup nya dan menarik gorden.

Sebelum gorden sepenuh nya menutupi jendela Rebecca tersenyum tipis ketika melihat sebuah perkotaan yang tertimbun oleh gumpalan salju, perkotaan yang dulunya penuh dengan orang-orang yang berlalu lalang.

LOVE AND CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang