A - 028

323 15 0
                                    

"Apa hanya kali ini Ibu melihatku di TV?" Tanya Agatha.

"Tidak, Ibu sering melihatmu di TV, kok," Sanggah Nyonya Hardiswara.

Agatha tersenyum kecil.

"Ada Erga datang ke mansion. Dia membawa banyak daging dan makanan lainnya. Dia bilang, dia ingin bakar-bakar di halaman belakang bersama keluarga kita," kata Nyonya Hardiswara dengan antusiasnya.

Senyuman Agatha memudar setelah mendengar ibunya menyebut nama Erga. Jadi, dia senang gara-gara itu? Bukan karena bangga dengan apa yang aku lakukan?

"Datanglah ke mansion. Kasihan dia menunggumu," kata Nyonya Hardiswara lagi.

"Kenapa aku harus datang? Jika dia datang ke mansion, artinya dia ingin bertemu dengan Ayah dan ingin menikmati BBQ dengan kalian," kata Agatha.

"Kau benar-benar tidak akan datang?" Tanya Nyonya Hardiswara.

Agatha menjawab, "Aku masih kesal padanya. Dia memaksa masuk ke apartemenku dan membuat tanganku terluka...."

Nyonya Hardiswara memotong ucapan putrinya, "Ibu sudah tahu, Erga juga sudah menceritakannya. Dia bilang, dia sekalian mau minta maaf padamu karena kejadian itu."

Agatha memundurkan kepalanya. "Ibu sudah tahu, tapi Ibu ingin aku menemuinya setelah apa yang sudah dia lakukan padaku?"

"Agatha, dia tidak seburuk yang kau pikirkan. Dia sangat sopan dan peduli. Dia bilang, dia juga memberikanmu anjing peliharaan, aaaahh manis sekali sikapnya. Cepatlah datang, jangan banyak alasan," gerutu Nyonya Hardiswara.

"Ibu tidak tahu dia aslinya bagaimana. Aku tidak mau datang."

"Tapi, dia sudah pergi ke apartemenmu."

Agatha mengernyit.

Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi membuat Agatha tersentak kaget. Ia beranjak dari sofa menuju ke pintu dan melihat lewat lubang intip. Ternyata benar, Erga yang datang.

Ponselnya berdering menandakan ada notifikasi yang masuk. Agatha membukanya ternyata ada chat dari nomor tak di kenal.

+62** : Aku tahu kau di balik pintu, kenapa tidak membukakan pintu untukku?

Setelah membaca pesan tersebut, Agatha jadi merinding. Ia teringat dengan kejadian 4 tahun lalu.

Agatha memberanikan diri membalas chat tersebut yang tak lain dari Erga.

Agatha : Kau mau memulainya lagi? Aku benci ini, Erga.

+62** : Kau masih takut padaku, kan? Jika iya, buka pintunya. Atau kau akan menyesal.

Agatha : Memangnya apa yang akan kau lakukan? Kau mau membunuhku?

+62** : Aku tidak mungkin melakukannya. Aku mencintaimu dan kau sudah tahu itu. Seharusnya kau tahu kalau orang yang mencintaimu sedang marah atau kecewa, maka dia akan lebih menakutkan dari pada orang yang membencimu.

Agatha tidak berniat membalas Erga. Charley menggonggong sambil berlari ke arah Agatha. Gadis itu tersentak kaget karenanya.

Ponsel Agatha kembali berdering. Gadis itu mengubah notifikasi ponselnya menjadi getar kemudian ia membaca chat dari nomor yang sama.

+62** : Aku mendengar suara anjingmu. Aku senang kau mau merawatnya.

Agatha : Pergilah.

+62** : Aku tidak akan pergi ke mana pun sebelum kau keluar menemuiku. Meski sampai besok pun aku akan tetap berdiri di sini. Sudah 2 orang tetanggamu keluar dan melihat keberadaanku. Mereka pasti berpikiran buruk tentangmu, Nona pimpinan Agatha Style.

Agatha : Aku akan menghubungi security.

+62** : Lakukan saja, berita terkini akan lebih menarik besok pagi.

Agatha segera membuka pintu dan menatap kesal pada Erga. Pria itu tersenyum tanpa merasa bersalah sama sekali. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku.

🌠🌠🌠

16.03 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang