A - 091

211 12 0
                                    

Setelah acara makan malam, kedua pasangan itu keluar dari restoran dam berpisah saat masing-masing dari pasangan itu memasuki mobil.

Erga membukakan pintu mobil untuk istrinya. Agatha pun masuk. Erga berputar untuk duduk di kursi kemudi. Tetapi, pandangannya teralihkan pada pria bertopi yang berdiri memperhatikan Julian dan Rowena dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Saat Julian membuka pintu, tiba-tiba pria tak dikenal itu menghampiri Julian dan menodongkan pistol ke dahinya.

Erga yang melihat itu membulatkan matanya. "Sayang, tetap di mobil. Apa pun yang terjadi."

Erga segera menghampiri mereka.

"Mas Erga," panggil Agatha, tapi suaminya tidak mengindahkan panggilannya.

"Tidak! Jangan!" Rowena berteriak ketakutan.

Erga menyerang pria itu dengan menarik rambutnya dan menghajarnya hingga tersungkur. Pistolnya terlempar ke kolong mobil.

"Franklin?" Erga mengenal pria itu.

Franklin segera mengambil pistolnya, tapi Julian menendang tangan pria itu.

Terjadi perkelahian antara Julian dan Erga yang melawan Franklin.

"Mati kau!" Suara seseorang dari arah lain.

Pandangan ketiga pria itu teralihkan ke sumber suara. Terlihat pria asing itu menodongkan pistol ke arah Julian

"Kau?" Julian mengenali pria itu. Tak lain ia adalah orang yang meminjam ponselnya waktu itu.

"Zeek!" Geram Erga yang ternyata pria itu adalah Zeek, teman kuliah Erga dulu.

Dor!

Semua orang di sekitar restoran berhamburan saat mendengar suara letupan senjata.

Julian tersungkur dengan luka tembakan dari pistol Zeek.

Rowena membulatkan matanya. Ia menggeleng dengan air mata memenuhi pelupuk matanya.

Agatha menutup mulut melihat kejadian itu. Ia berlari keluar dari mobil saat melihat Franklin menodongkan pistol lain ke kepala Erga.

"Tidak!" Agatha menyerang Franklin, tapi terlambat... timah panas itu melesat ke punggung Erga.

Erga jatuh terduduk menyusul Julian.

Kedua mata Agatha bergetar menyaksikan itu. "Mas Erga."

Zeek menodongkan pistolnya ke kening Agatha. Rowena tidak tinggal diam. Ia menendang pintu mobil menghantam Zeek tersentak beberapa langkah le belakang. Tembakannya meleset.

Agatha dan Rowena berteriak kaget.

Franklin menjambak rambut Agatha dan menodongkan pistolnya kepala wanita itu.

"Kenapa kau melakukan ini, Bangsat!" Teriak Rowena.

"Tidak ada yang bisa memilikimu selain diriku!" Bentak Franklin.

"Kau gila! Kau gila!" Tangis Rowena sambil mengguncangkan tubuh Julian yang tak sadarkan diri.

Agatha menatap Erga yang terkapar lemah dengan tatapan nanar. Agatha meregangkan kakinya, tanpa diduga ia membanting tubuh Franklin hingga terhempas ke tanah.

Zeek mengarahkan pistolnya ke arah Agatha yang lengah.

Dor!

Agatha membulatkan matanya saat merasakan tubuh Erga yang merengkuhnya dan membuatnya terhempas ke tanah. Suaminya tak sadarkan diri dengan dua luka tembakan yang mengalirkan darah segar untuk melindunginya.

Rowena gemetar ketakutan. Ia mendongkak menatap Zeek yang juga mengarahkan pistolnya ke kening Rowena.

"Tidak! Jangan bunuh Rowena!" Bentak Franklin.

"Wanita menjijikan," ucap Zeek.

Franklin menggeleng. "Tidak!"

Agatha segera mengambil pistol milik Franklin dari kolong mobil lalu menembak dada Zeek.

Dor!

Dor!

Dor!

Zeek terpundur hingga akhirnya pria itu jatuh di tanah.

Agatha menatap Franklin yang menggelengkan kepalanya. Pria itu segera berlari untuk kabur, tapi Agatha tidak membiarkannya. Ia menembak kaki Franklin hingga jatuh tersungkur dan berguling-guling ke jalanan. Beberpa mobil yang lewat hampir menabraknya. Mereka membunyikan klakson.

Agatha menangis sambil memeluk tubuh Erga, begitu pun dengan Rowena yang memeluk tubuh Julian.

🌠🌠🌠

18.42 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang