A - 012

523 23 0
                                    

Dalam perjalanan, Rowena tampak serius menyetir mobil milik Agatha. Ia tidak akan membiarkan sahabatnya itu menyetir dalam keadaan bad mood.

"Kalau aku boleh jujur, aku tidak menyukai wanita bermulut lebar yang tadi banyak bicara," kata Rowena.

"Wanita tua itu ibunya Aska," kata Agatha pelan.

"Sudah jelek, berisik lagi," celetuk Rowena. "Tapi, bagaimana bisa anaknya setampan itu?"

Agatha menoleh pada Rowena dengan ekspresi kesal. Rowena yang melihat kekesalan Agatha dari sudut matanya hanya tersenyum kecil.

"Maksudku, wajah mereka berbeda," ucap Rowena membenarkan ucapannya.

"Ya, tapi sifat mereka sama saja. Sama-sama menyebalkan," ucap Agatha.

Rowena menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala.

"Ketimbang wanita tua itu, aku lebih tidak menyukai kakaknya Aska yang paling besar yang rambutnya pirang itu," kata Agatha

"Kenapa?" Tanya Rowena.

"Dia teman SMA-ku. Dari dulu dia tidak suka padaku karena aku selalu lebih baik darinya. Karena dia lebih dulu menikah dari teman-teman lain, dia merasa lebih hebat dariku," gerutu Agatha. Ternyata kakak tertuanya Aska adalah salah satu wanita yang datang ke acara reunian waktu itu.

Rowena mengernyit. "Ada juga orang yang begitu, ya?"

"Sebenarnya wanita itu menikah dengan terburu-buru karena dia sedang mengandung 4 bulan. Tidak ingin nama baik keluarga tercemar, mereka melangsungkan pernikahan di luar negeri dan melahirkan di sana," kata Agatha.

"Hamil di luar nikah juga sebuah aib, ya? Sebenarnya sebagian orang Australia juga berpikir begitu," ucap Rowena.

Agatha kembali bersuara, "Oleh karena itu aku kurang setuju dengan hubungan Aska dan Fio. Bisa jadi Aska memiliki sifat buruk yang sama seperti kakaknya."

"Meski pun kau sedikit bar-bar, sebenarnya kau adalah kakak yang baik," kata Rowena.

Agatha tertawa. "Dari mana kau tahu kata bar-bar?"

"Aku sering membacanya di artikel-artikel yang lewat fyp," jawab Rowena.

Sesampainya di apartemen, Agatha berendam di bak mandi sambil mendengarkan musik lewat in pods. Sesekali ia ikut bernyanyi dan bersenandung.

Setelah itu, ia memakai piyama lalu scrolling media sosial sambil rebahan di sofa. Ada banyak camilan di meja.

Ada satu potongan artikel yang menarik perhatiannya. Gadis itu membacanya.

"Jika anda merasa kesal dan suasana hati memburuk, cobalah untuk memalingkan wajahmu ke tempat yang indah atau melihat objek yang enak dipandang. Misalnya melihat senja, melihat alam, melihat bulan, atau melihat taburan bintang di langit. Terkadang itu bisa membuatmu merasa lebih tenang."

Agatha membuka lebih lanjut lagi artikel tersebut. "Sebagian orang yang astrophile memandang bintang selama beberapa menit biasanya akan merasa nyaman dan tidur lelap setelahnya."

Karena penasaran, Agatha mencari definisi tentang Astrophile. Hanya ada penjelasan singkat dari aplikasi pencarian.

"Astrophile adalah sebutan untuk seseorang yang menyukai bintang atau benda-benda langit. Mereka akan merasa senang apabila melihat benda langit. Jika kau termasuk orang yang suka memandang bintang dan galaksi, artinya kau seorang astrophile," baca Agatha.

Gadis itu tampak berpikir. "Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan pemandangan malam, karena aku memang suka pulang malam."

Agatha pergi ke balkon dan mencoba menatap langit malam yang bertabur bintang. Angin lembut menerpa wajah cantiknya.

"Sepertinya aku memang menyukai bintang. Sekarang aku merasa lebih baik setelah melihat bintang-bintang itu."

Puas memandangi langit, Agatha kembali ke kamarnya lalu ia pun tidur.

🌠🌠🌠

07.24 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang