A - 044

258 16 0
                                    

Erga mengajak Agatha berkeliling di rumahnya. "Aku membawamu ke mari agar kau lebih mengenalku."

Agatha mengangguk mengiyakan.

"Ayah membangun menara di halaman belakang. Dia berharap bisa kembali dengan Ibu dan memiliki anak kedua yang akan menemaniku di sini. Nyatanya Ibu tidak menginginkan Ayah. Dia tetap pergi dan aku di sini sendirian, sementara Ayah tinggal di luar negeri," kata Erga.

"Kau pasti kesepian," kata Agatha.

"Tidak juga, aku punya banyak teman di sini," ucap Erga.

Agatha mengangguk mengerti. "Memiliki saudara tidak selamanya menyenangkan. Aku pernah berpikir, kenapa aku tidak terlahir menjadi anak tunggal saja agar orang tuaku hanya memperhatikanku."

"Apa kau merindukan mereka?" Tanya Erga.

"Aku sudah 3 tahun tidak pulang ke Indonesia. Aku nyaman di sini dan rasanya tidak ingin pulang," jawab Agatha pelan.

Hari belalu dengan cepat. Tidak terasa waktu sudah berjalan sampai 1 bulan.

Setiap Erga melakukan skinship seperti menyentuh atau memeluk Agatha, gadis itu tampak tidak nyaman. Ia tidak menghindar, tapi juga tidak membalas.

Kebanyakan gadis akan berdebar setiap pasangannya memeluknya, tapi berbeda dengan Agatha, detak jantungnya berpacu dengan normal saat Erga memeluknya.

Meski pun Erga melakukan banyak cara agar Agatha mencintainya, tetap saja gadis itu tidak menunjukkan tanda-tanda jika ia mencintainya. Hubungan Erga dan Agatha malah terlihat seperti hubungan pertemanan.

Justru Erga lah yang mencintai Agatha. Semakin lama ia semakin mencintai gadis itu. Sebelumnya ia tidak pernah mencintai gadis mana pun. Setelah mengenal Agatha lebih dekat, Erga semakin menyukainya. Menyukai semua kelebihan dan kekurangan gadis itu.

Erga terjebak ke dalam jebakannya sendiri yang telah ia buat selama ini. Bahkan ia tidak lagi memikirkan apa yang biasanya ia lakukan di masa lalu di mana ia mencampakkan gadis-gadis yang pernah menjadi pacarnya. Saat ini Erga hanya ingin Agatha menjadi miliknya.

Di satu kesempatan, Erga mencoba mengecup bibir Agatha, tapi gadis itu malah menolak dengan mengalihkan pandangannya.

Erga kehabisan akal. Ia tidak tahu bagaimana caranya membuat Agatha mencintainya.

Saking kesalnya, Erga mencoba membuat Agatha cemburu dengan mendekati beberapa gadis seperti yang biasa ia lakukan saat ingin mematahkan perasaan para mantannya. Awalnya ia mengira itu akan sedikit berhasil, tapi ternyata tidak.

Agatha tidak peduli sama sekali meski pun Erga dekat dengan gadis mana pun.

Hari ini Erga mengajak Agatha makan malam di rumahnya. Pria itu sangat pandai memasak. Agatha tampaknya menyukai masakan Erga.

"Kau terlihat bad mood hari ini," tegur Erga setengah bertanya.

"Iya, hari ini cukup menyebalkan," jawab Agatha.

Apa karena dia melihatku bersama Katty? Batin Erga. Ia pun bertanya, "Kenapa?"

"Aku sudah menyiapkan materi untuk presentasi semalaman, tapi hari ini dosen killer itu tidak masuk. Dia tidak tahu seberapa besar perjuanganku melawan rasa kantuk semalaman hanya demi materi itu," gerutu Agatha.

Erga mendengus kesal.

"Kau juga terlihat bad mood?" Agatha balik bertanya.

"Aku tidak bad mood, kok. By the way,  besok aku mau pergi ke bioskop bersama Gracia," kata Erga.

"Oh, kalau begitu hati-hati di jalan," ucap Agatha.

Erga terlihat semakin kesal. "Kau tidak bertanya, kenapa aku pergi bersamanya? Atau kenapa aku tidak mengajakmu? Kenapa kau tidak melarangku pergi?"

Agatha mendongkak menatap Erga. "Itu hakmu mau pergi dengan siapa pun. Kenapa aku harus melarangmu?"

Erga membuang napas kasar.

🌠🌠🌠

14.45 | 1 Agustus 2021
By Ucu Irna Marhamah

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang