1

1.7K 141 11
                                    

©Hello Jean

Banyak yang bilang jika Reana adalah perempuan beruntung karena bisa menjadi bagian dari keluarga Natawijaya. Padahal jika dipikir ulang justru keluarga Natawijaya lah yang beruntung mendapatkan hati Reana. 

Mungkin ada banyak perempuan yang lebih baik dari Reana di luar sana. Mungkin ada banyak perempuan yang lebih cantik di dunia ini. Tetapi yang lain bisa apa jika Reana lah pemenangnya?

Perempuan itu tidak banyak berubah, paras cantik yang tidak berubah, masih setia dengan rambut panjang bergelombang karena Jaffin menyukainya. Kadar kesabarannya bisa dikatakan bertambah karena hidup bersama Jean dan Jaffin, hanya satu yang berubah dari perempuan itu. Setelah menikah kebiasaan memakai pakaian pendek tidak lagi ia lakukan, sebagai gantinya Reana mengoleksi banyak mengoleksi dress panjang.

Jika diceritakan satu-satu mungkin akan menghabiskan banyak waktu, maka beralih pada Jaffin Natawijaya sang penakluk hati. Berbeda dengan Reana yang tidak banyak berubah setelah menikah Jaffin justru kebalikannya. Lelaki itu bisa dikatakan berubah banyak.

Jaffin mendapat banyak berat badan, ya karena setiap hari istri kesayangannya selalu membuatkan sarapan, makan siang dan makan malam yang mengandung banyak gizi. Jika dulu Jaffin jarang tertawa, maka sekarang lelaki itu bisa tertawa lepas hanya untuk hal receh sekalipun. Kebiasaannya yang selalu diam saat ada masalah pun kini berubah, lelaki itu selalu membagi apa saja yang ia lalui dengan sang istri.

Reana selalu berkata padanya, mereka menikah bukan untuk saling membebani, tapi untuk saling membagi beban. Maka jika Jaffin memiliki masalah entah pada dirinya atau pekerjaan, Reana akan sangat terbuka menerima keluhannya.

Tiga tahun berjalan begitu cepat. Pernikahan mereka tidak begitu terasa. Tanpa mereka sadari Jean sudah masuk sekolah dasar. Walau semakin besar, sifat manjanya juga membesar. Ya namanya juga anak tunggal.

"Papa! Adek mau bunga yang warna merah itu." Tunjuk Jean pada seikat mawar merah yang baru saja dipetik.

"Buat apa?" Sebelah alis Jaffin terangkat. Memandang putranya penasaran.

"Hadiah buat bunda." Anak itu tersenyum manis kala menyebutkan sosok ibunya. 

Tidak pernah sekalipun anak itu tidak senang saat mengingat Reana, bahkan setelah lebih dari tiga tahun perempuan itu menjabat sebagai ibu sambungnya.

"Bunda suka bunga." Lanjutnya seraya mengingat satu hal.

Reana sangat menyukai bunga, terlebih bunga yang memiliki bau wangi pekat seperti melati dan mawar. Jean tahu itu karena Reana menanam beberapa jenis bunga di halaman rumah. Sekalipun perempuan itu tidak pernah memberitahu tentang kesukaannya terhadap bunga.

Jaffin spontan tersenyum lebar, lalu menghampiri Jean yang masih setia berjongkok di sebelah ikatan bunga mawar. Tangannya berayun untuk mengusap kepala putranya.

"Boleh, tapi bunda lebih suka yang warna putih."

Mawar putih, Jaffin ingat betul saat Reana mengatakan itu padanya beberapa tahun lalu. Saat ia membawa tulip putih kesayangan mendiang istrinya.

"Tapi adek suka yang merah." 

Lebih spesifiknya Jean menyukai warna merah muda, hanya saja kebetulan tidak ada mawar dengan warna itu di sini.

"Yaudah bilang ke kakaknya ya Jean mau satu buket mawar merah buat bunda."

"Oke!" 

Jaffin terkekeh saat Jean bangkit dengan semangat. Kakinya yang kecil itu berlari riang menuju salah satu gadis muda yang bekerja di Florist. Kemudian menggebu meminta gadis itu untuk membuatkannya satu buket mawar merah yang cantik.

hello Jean ft. Na Jaemin [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang